Perusahaan konstruksi dan properti PT Wijaya Karya BanÂgunan Gedung (WIKA Gedung) tengah menyiapkan proyek aparÂtemen yang terintegrasi dengan moda transportasi commuter line di Bekasi akhir 2015.
Proyek yang dilebeli TamanÂsari Urbano Apartment dan terletak bersebelahan dengan Stasiun Kereta Bekasi ini bakal dipasarkan mulai harga Rp250 juta hingga-Rp 400 juta.
Direktur Properti WIKA GeÂdung, Nur Al Fata mengatakan, Tamansari Urbano bakal menÂjadi apartemen pertama dan satu satunya yang terhubung dengan moda transportasi commuter line di Bekasi. Lokasi apartemen ini hanya berjarak 150 meter dari Stasiun Besar Bekasi. Dibangun di atas lahan seluas 9.460 m2, nantinya proyek apartemen kelas menengah ini terdiri atas tiga tower apartemen.
"Tower pertama setinggi 24 lantai terdiri dari 500 unit aparÂtemen. Unit yang ditawarkan adalah tipe studio dengan ukuran semigross 21.38 m2 dan tipe 2 bedroom dengan ukuran semi gross 37.5 m2," kata Nur Al Fata di Jakarta, kemarin.
Dijelaskan, Tamansari UrÂbano Apartment dikembangkan dengan konsep
Transit Oriented Development (TOD), di mana pengembangan hunian terhubung dengan area pusat pertumbuhan kota melalui layanan transportasi massal, dalam hal ini
Commuter Line Jabodetabek.
Untuk pembangunan proyek, Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ini memÂpercayakan konsultan arsitekÂtur ADL asal Singapore untuk menggagas dan mengembangÂkan konsep arsitekturnya. TaÂmansari Urbano, sambung Nur Al Fata, sedang dipasarkan keÂpada konsumen melalui sistem penjualan Nomor Unit Pesanan (NUP). Dengan nominalnya masing-masing adalah sebesar 1 juta untuk unit studio dan 2 juta untuk unit 2 bedroom (BR).
Saat launching yang ditarÂgetkan pada akhir tahun 2015, akan dilakukan pemilihan unit konsumen yang telah membeli NUP sebelumnya. Tamansari Urbano akan dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 250 jutaan untuk tipe studio dan Rp 400 jutaan untuk tipe 2 BR.
"Sampai saat ini, tower perÂtama telah terpesan hampir 40 persen. Ini menunjukan tingginya minat masyarakat akan hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi Kereta Rel Listrik (KRL)," klaim Nur Al Fata.
Menurutnya, harga tanah yang Mahal dan padatnya wilayah di Jakarta, membuat kota peÂnyangga seperti Bekasi kian berkembang dan menjadi piÂlihan hunian masyarakat urban. Salah satu indikatornya adalah tingginya jumlah komuter yang memiliki rutinitas bolak-balik Jakarta-Bekasi.
"Setiap harinya hampir 30 ribu orang komuter yang menggunaÂkan jasa
Commuter Line Bekasi dan merupakan jumlah tertinggi ketiga setelah stasiun Bogor dan Tanah Abang. Sekitar 80 persen adalah golongan produktif yang bekerja di berbagi sektor usaha. WIKA Gedung menangkap peÂluang ini untuk mengembangkan properti berbasis moda transporÂtasi massal," ungkapnya.
Sebelumnya, di pertengahan tahun lalu, WIKA Gedung sudah meluncurkan Apartemen TamanÂsari Mahogany untuk memenuhi permintaan hunian vertikal kelas menengah bagi pekerja industri di Karawang, Jawa Barat.
Apartemen Tamansari MaÂhogany memiliki tiga tower dan satu area komersial diatas lahan dua hektare terletak 300 meter dari pintu keluar Tol Karawang Barat atau 500 meter dari pusat kota Karawang.
Tamansari Mahogany juga diÂlengkapi fasilitas kolam renang, taman jogging, area hijau, ruang pertemuan dan area komersil seÂharga mulai Rp 230 juta untuk tipe studio dan mulai Rp 500 juta untuk tipe dua kamar tidur. Saat ini, TaÂmansari Mahogany di klaim sudah terjual lebih dari 50 persen dari 794 unit yang tersedia. ***