Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Tuntut PGN, Kepri Minta Alokasi Gas Juga

Gas Natuna Masih Dinikmati Singapura & Malaysia
RABU, 21 OKTOBER 2015 | 08:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Potensi cadangan gas yang cukup besar di Kepulauan Riau (Kepri) dirasa masih belum dinikmati rakyat setempat. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) meminta PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) yang selama ini mengelola gas di Natuna bisa memberikan porsi gas yang sama bagi daerah tersebut.

"Gas di Natuna yang dialirkan melalui pipa ke Singapura sudah beroperasi lebih dari 14 tahun dan sudah mencapai nilai keekonomiannya, sehingga kini saatnya memberikan kontribusi kepada rakyat Kepri," tutur Pejabat Gubernur Kepri Agung Mulyana dalam pertemuannya bersama Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Djoko Saputro di Tanjung Pinang, kemarin.

Menurut Agung, perlu sinergi dengan PGN, sehingga penyaluran gas ke Kepri bisa terealisasi. "Rakyat Kepri punya hak atas gas Natuna yang selama ini mengalir ke Singapura dan Malaysia. Kami akan minta alokasi gas untuk masyarakat Kepri melalui skema 'participating interest' sehingga rakyat dapat menikmati energi murah," ujarnya.


Selain Batam dan Bintan, Agung juga meminta PGN memberi porsi yang sama terhadap Kabupaten Karimun dalam pengembangan infrastruktur gas dari Natuna itu.

"Batam, Bintan, dan Karimun harus berkembang secara bersama-sama," katanya. Menurut dia, ketersediaan gas di Kepri akan berdampak juga dengan kesiapan menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA).

Kepala Komunikasi Korporat PGN Irwan Andri Atmanto mengatakan, pihaknya telah bertemu Pemprov Kepri. Menurutnya, PGN dan Pemrov Kepri akan bekerja sama memanfaatkan gas bumi di Kepulauan Natuna.

Keduanya membahas rencana kerja sama pengembangan infrastruktur dan pemanfaatan gas dari Natuna untuk dimanfaatkan di Kepri terutama Batam, Bintan, dan Karimun sebagai kawasan Free Trade Zone (FTZ).

Menurut Irwan, berdasarkan pemetaan sementara, permintaan gas di Batam antara lain untuk memenuhi kebutuhan 104 galangan kapal, di Karimun, sudah ada nota kesepahaman dengan penyedia pembangkit listrik swasta, dan di Bintan untuk industri pariwisata dan kelistrikan.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Djoko Saputro menambahkan, pihaknya serius memanfaatkan gas Natuna untuk masyarakat setempat. "Saat ini, hanya PGN yang memiliki jaringan pipa gas dan berpengalaman dalam pengembangan pipa gas bumi untuk kepentingan domestik di wilayah Kepri," katanya.

Dia mengatakan, PGN mendukung program pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional melalui pengaliran gas ke dalam negeri.

"Pengembangan infrastruktur ini akan kami lakukan agar gas dari Natuna dapat mengalir secara langsung ke Kepri," janji Djoko Saputro.

Sebelumnya, Ketua Komite Eksplorasi Nasional (KEN) Andang Bachtiar mengatakan, terdapat target eksplorasi berupa proyek-proyek dari berbagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang telah dibor dan ada indikasi migas tetapi tidak dites lebih lanjut yang jumlahnya mencapai 16,6 miliar barel minyak equivalent.

"Adanya tambahan 16,6 miliar potensi cadangan dari sumur-sumur yang sudah dibor, berupa struktur-struktur. Tapi tidak dites. Nah ini harus di follow up," kata Andang, di Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, (19/10) lalu.

Dari total indikasi tersebut, Andang menyebutkan ada sekitar 120 struktur geologi yang memungkinkan adanya tambahan cadangan migas nasional. Namun, hingga kini belum di tes.

Untuk lokasinya, Andang tidak menjelaskan dengan rinci. Tapi dia menyebutkan ke-120 lokasi itu terdapat di Papua, Aceh dan Sumatera Utara. Seperti salah satu contohnya adalah Blok East Natuna yakni Natuna D Alpha. Proses produksi pun sudah dilakukan disana, tapi tidak semua hasil produksi dapat masuk kedalam buku cadangan migas nasional.

"Sampai sekarang East Natuna tidak pernah produksi, itu banyak cadangan disana. Itu masalah nasional kita juga, bagaimana kita membuat cadangan-cadangan disitu yang sekarang yang statusnya belum cadangan nasional itu jadi cadangan nasional. Ya tentunya perlu ada Plan of Development (PoD) yang integrated," katanya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Cetak Rekor 4 Hari Beruntun! Emas Antam Nyaris Tembus Rp2,6 Juta per Gram

Rabu, 24 Desember 2025 | 10:13

Saham AYAM dan BULL Masuk Radar UMA

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:55

Legislator PKB Apresiasi Langkah Tegas KBRI London Laporkan Bonnie Blue

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:44

Prabowo Bahas Kampung Haji dengan Sejumlah Menteri di Hambalang

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:32

Pejabat Jangan Alergi Dikritik

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:31

Saleh Daulay Dukung Prabowo Bentuk Tim Arsitektur Perkotaan

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:26

Ribuan Petugas DLH Diterjunkan Jaga Kebersihan saat Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:21

Bursa Asia Bergerak Variatif Jelang Libur Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13

Satu Hati untuk Sumatera: Gerak Cepat BNI & BUMN Peduli Pulihkan Asa Warga

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:04

Harga Minyak Naik Jelang Natal

Rabu, 24 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya