Berita

Ilustrasi/net

Pertahanan

BELA NEGARA

Seharusnya Menhan Disiplinkan TNI Dulu

KAMIS, 15 OKTOBER 2015 | 02:49 WIB | LAPORAN:

Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) Wahyudi Jafar mengatakan isu menghidupkan kembali wajib militer yang keluar dari kebijakan Kementerian Pertahanan RI merupakan kebijakan yang dibuat sebagai alat politik dan bukan sebagai taknik militer.

"Isu wajib militer sebenarnya muncul karena dua pemikiran; pertama isu taktik militer dan kedua alat politik," ujarnya di Kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/10).

Dia menjelaskan wajib militer sebagai alat politik biasanya diterapkan di berbagai negara yang secara komposisi penduduknya heterogen.

"Kenapa tiba-tiba dalam situasi perang yang cederung modern berbasis cyber atau perang asimetris dan bukan senjata ketemu senjata. Nah menjadi lucu jika kemudian isunya adalah pelatihab dasar militer wajib. Hal ini tidak sesuai dengan ancaman jaman sekarang," paparnya.

Menurut Putri Kanesia dari KontraS, sebenarnya negara tidak usah repot-repot untuk meminta atau memaksa warga negaranya untuk melakukan bela negaranya sebagai upaya penghormatannya pada negara. Karena setiap orang menurutnya punya cara berekspresi yang berbeda-beda.

Pada kesempatan ini, Peneliti Pengadilan Militer Alex Argo Hernowo mengatakan berdasarkan catatan saya dari 2007-2012 ada sekitar 800 putusan peradilan militer tinggi yg melibatkan anggota TNI.

"Kejahatan tertinggi militer bermasalah dengan narkotika, yang kedua disersi dan yang ketiga penganiayaan. Ini menandakan bahwa Institusi militer sendiri masih punya masalah besar terhadap disiplin anggotanya. Gak usah jauh-jauh untuk mendidik masyarakat soal bela negara padahal di institusi mereka sendiri TNI belum selesai sampai sekarang," katanya.[dem]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

UPDATE

Israel Lancarkan Serangan Darat ke Lebanon Barat Daya

Selasa, 08 Oktober 2024 | 16:05

Prabowo Disarankan Perbesar Anggaran Pertahanan

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:59

Lampaui Target, Peserta Pameran TEI ke-39 Tembus 1.460 Exhibitor

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:57

Khofifah Kuatkan Kehidupan Beragama Lewat Pesantren

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:49

Bikin Bingung Pemilih, Trump dan Istri Beda Pandangan Soal Aborsi

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:46

Tampung Keluhan Hakim, DPR Pertimbangkan Revisi UU Kehakiman

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:40

Pemberdayaan BRI Tingkatkan Skala Usaha Klaster Usaha Rumput Laut Semaya di Nusa Penida

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:34

Perdana, Wakil Myanmar Bakal Hadiri KTT ASEAN di Laos

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:26

Harga Pangan Bervariasi: Beras Turun, Minyak Goreng Naik

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:25

Bikin Ngeri, Timnas Jepang Panggil 22 Pemain di Eropa

Selasa, 08 Oktober 2024 | 15:24

Selengkapnya