Berita

Hukum

Jokowi Ditantang Tegas Sikapi Kegaduhan Revisi UU KPK

SENIN, 12 OKTOBER 2015 | 23:56 WIB | LAPORAN:

Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz meminta Presiden Joko Widodo tegas menyikapi kegaduhan politik terkait revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Donal, lambannya respon presiden mengakibatkan keresahan di masyarakat. Apalagi dalam proses revisi UU KPK muncul draf yang ingin mengkerdilkan lembaga anti rasuah itu

"Ini tantangannya presiden mau tunduk terhadap konsitusi atau tunduk pada partai karena petugas partai. Presiden harus cepat menjawab kegaduhan terkait revisi UU KPK," ungkap Donal saat ditemui di Jakarta, Senin (12/10).


Menurut Donal, presiden seharusnya tidak tunduk terhadap partai politik. Menurut dia presiden merupakan alat kontrol sikap partai yang arogan. Selain itu Presiden memiliki kuasa untuk membubarkan partai melalui Menteri Hukum dan HAM.

"Jadi Presiden lebih tinggi statusnya dibanding pengurus partai. Karena presiden dipilih karena kenegarawanannya, kita tetap menagih Nawacita presiden untuk memperkuat KPK," ujar Donal.

Lebih lanjut Donal menjelaskan kurang cepat respons presiden dalam memutuskan gejolak rencana revisi UU KPK dimanfaatkan oleh para pembantunya. Seperti Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly yang menyatakan pendapat setuju adanya revisi UU KPK

"Pernyataan Puan (Menko PMK) dan Yasonna laoly (Menkum Ham) menyetujui revisi UU KPK, bertolak belakang dengan Mensesneg Pratikno bahwa pemerintah berkomitmen dengan agenda pemberantasan korupsi," tukasnya.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya