Berita

johan budi s.p/net

Hukum

KPK akan Cek Fisik E-KTP Selama 2 Pekan

SELASA, 06 OKTOBER 2015 | 15:42 WIB | LAPORAN:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih terus melakukan penyidikan dugaan korupsi proyek pengadaan identitas elektronik (e-KTP).

Pelaksana Tugas Pimpinan KPK Johan Budi S. P mengatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan cek fisik pengadaan barang program e-KTP.

"Kalau e-KTP kami sedang harus cek fisik. Hari ini sama sepekan, dua pekan akan dilakukan cek fisik," katanya di kantor KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa (6/10).


Johan menjelaskan, fokus utama penyidikan masih terkait penghitungan kerugian negara. Termasuk melalui cek fisik yang dilakukan.

Dia mengaku belum tahu hitung-hitungan sementara jumlah kerugian negara dalam pengadaan e-KTP di Kementerian Dalam Negeri itu.

"Kalau dari BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), coba nanti saya cek," ujar Johan.

KPK sendiri baru menetapkan Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri Sugiharto sebagai tersangka pada 22 April 2014 lalu atas kasus ini. Dia bertindak selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pengadaan e-KTP.

Pengadaan teknologi informasi dalam proyek senilai Rp 6 triliun ini dinilai merugikan keuangan negara sebesar Rp 1,12 triliun. KPK menilai proyek tersebut tidak memiliki kesesuaian dari sisi teknologi yang dijanjikan dalam kontrak tender dengan di lapangan.

Atas perbuatannya, Sugiharto dijerat pasal 2 ayat 1 subsider pasal 3 UU 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi junto pasal 55 ayat 1 ke-1 junto pasal 64 ayat 1 KUHP.

Beberapa pihak sempat dipanggil dalam pengusutan kasua itu. Pada 15 September kemarin, KPK menggali keterangan dari Business Development Manager PT Hewlett-Packard Indonesia Habib Mohamad.

Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sempat menyebut politisi Partai Golkar Setya Novanto yang juga ketua DPR RI terlibat dalam kasus itu. Namun, Setya belum pernah dimintai keterangan hingga sekarang oleh KPK.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya