Berita

Kualitas Udara di Palangkaraya, Pekanbaru, dan Pontianak Masuk Level Berbahaya

SABTU, 26 SEPTEMBER 2015 | 19:02 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) di beberapa kota berada pada level Berbahaya. Seperti Palangkaraya 1.912 gram/m3, Pekanbaru 401, Pontianak 602, Kampar 419, Bengkalis 429, dan Siak 527. Nilai ini jauh di atas ambang batas minimum level berbahaya yaitu 350.

Sementara ISPU di Jambi tidak termonitor karena alatnya rusak. Sedangkan di Banjarbaru 66 dan Samarinda 98 atau level sedang.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengutip laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pukul 14.00 Wib (Sabtu, 26/9).

Sutopo menambahkan, kualitas udara tersebut berkorelasi dengan jarak pandang. Jarak pandang di Palangkaraya sejak tadi pagi hingga siang hanya 50-300 meter. Asap sangat pekat dan siang hari cuaca terlihat kuning kecoklatan. Jarak pandang di Pekanbaru 500 meter, Kerinci 400 meter, Jambi 300 meter, Palembang 1.500 meter, Pontianak 2.500 meter, Sintang 400 meter, dan Banjarmasin 8.000 meter.

Kualitas udara yang buruk tersebut berpengaruh pada kesehatan masyarakat. Penderita ISPA di Pekanbaru 34.846 jiwa, Jambi 31.191 jiwa, Sumsel 22.855 jiwa, Kalbar 21.130 jiwa, Kalteng 4.121 jiwa sejak 3 hari yang lalu, dan Kalsel 53.428 jiwa.

"Sementara itu, kualitas udara di Singapore sudah mulai membaik," jelas Sutopo dalam siaran persnya.

Sepanjang hari pada Jumat (25/9) 2015) kualitas udara di Singapore pada level Sangat Tidak Sehat hingga Berbahaya yaitu 267-322 PSI. Singapore menggunakan ambang batas kualitas udara jika lebih dari 300 PSI (Particulate Standard Index). Pada Sabtu (26-9-2015) pukul 15.00 Wib, kualitas udara berkisar 90-107 PSI atau moderate/sedang.

Lebih jauh dia menjelaskan operasi darurat asap masih dilakukan, baik melalui udara, darat, penegakan hokum dan sosialiasi. Namun kebakaran masih terus berlangsung.

"Ada dua penyebab yaitu api lama yang sudah padam, menyala kembali karena ada di lahan gambut. Yang kedua adalah dibakar lagi. Berdasarkan laporan di lapangan maupun pantauan satelit terlihat bahwa titik-titik api ada di daerah baru maupun daerah lama," tandasnya. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

UPDATE

10 Tahun Rezim Jokowi Dapat 3 Rapor Biru, 1 Rapor Merah

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:05

Konflik Geopolitik Global Berpotensi Picu Kerugian Ekonomi Dunia hingga Rp227 Ribu Triliun

Kamis, 10 Oktober 2024 | 18:04

Arzeti Minta Korban Pencabulan di Panti Asuhan Darussalam Annur Dapat Pendampingan Psikologis

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:58

KPK Sita Agunan dan Sertifikat dalam Kasus Korupsi BPR Bank Jepara Artha

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:42

Gerindra Bakal Bangun Oposisi untuk Kontrol Parpol Koalisi?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Imigrasi Tangkap Buronan Interpol Asal China di Bali

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:28

Hari Ini, Andi Arief Terbang ke India untuk Transplantasi Hati

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:23

Prabowo Hadiri Forum Sinergitas Legislator PKB, Diteriaki "Presiden Kita Berkah"

Kamis, 10 Oktober 2024 | 17:11

Akomodir Menteri Jokowi, Prabowo Ingin Transisi Tanpa Gejolak

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:59

Prabowo Tak Akan Frontal Geser Jokowi

Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:44

Selengkapnya