Berita

Bisnis

FITRA: Seolah-olah Indonesia Mengemis Utang ke China

RABU, 23 SEPTEMBER 2015 | 20:49 WIB | LAPORAN:

Kalangan aktivis mempertanyakan keputusan BRI, BNI, dan Mandiri meminjam uang ke China Development Bank (CDB). Karena dianggap sebagai cara cara halus menjual aset negara atau privatisasi tiga bank BUMN tersebut.

Terlebih penandatanganan kesepakatan pinjaman senilai total 3 miliar dollar AS dengan CDB itu digelar di Beijing, China, pada Rabu malam (16/9).

Penandatanganan dilakukan Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam dan Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni dengan Presiden Eksekutif Zeng Zhijie, disaksikan Menteri BUMN Rini Sumarno dan Kepala Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi (National Development and Reform/NDRC) Xu Shaoshi.


"Kenapa sampai kita datang kesana, kenapa tidak mereka saja yang datang kesini dan tanda tangan disini. Seolah-olah kita mengemis utang luar negeri dalam hal ini ke China," ungkap Apung Widadi, Manajer Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) dalam konferensi pers di kantornya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (23/9).

Bukan hanya itu, Apung juga mencium adanya dugaan mafia bunga utang. Karena bisa saja dicatat bunga utang sebesar 5 persen di Indonesia, padahal sebenarnya bunga yang dibayar ke China hanya 2 sampai 3 persen.

"Oke, misalnya bunganya hanya 2 sampai 3 persen misalnya, rendah ya, sampai 10 tahun lah. Tetapi kita belum tahu, BUMN kita itu, mandiri dan sebagainya itu membayarnya bunganya berapa sih, apakah 2 sampai 3 persen, atau kemudian dicatat di Indonesia sampai 5 persen begitu. Nah kalau 5 persen, selisih 2 persen sisanya kemana," tegasnya.

Bukannya tanpa alasan, menurut Apung, kasus utang luar negeri ini hampir sama dengan kasus mafia impor yang melakukan penggelembungan harga.

"Nah ini kan kayak mafia impor aja, mafia impor yang kemudian ada barang datang kesini, ada selisih harga. Kita mencium adanya dugaan mafia bunga, bunga utang," pungkasnya. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya