Berita

Bisnis

Mandiri, BRI, dan BNI Terancam Tergadaikan ke China dan Tak Jadi BUMN Lagi

RABU, 23 SEPTEMBER 2015 | 16:27 WIB | LAPORAN:

Langkah BRI, BNI, dan Mandiri meminjam uang ke China Development Bank (CDB) merupakan cara halus menjual aset negara atau privatisasi. Peminjaman tersebut juga membuat saham bank-bank perusahaan pelat merah tersebut tergadaikan jika negara tidak mampu membayar utang dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Yenny Sucipto, dalam konferensi pers di kantornya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Rabu (23/9).

"‎Ini adalah salah satu strategi untuk privatisasi secara halus. Karena komitmen pengembalian utang itu harus dibayarkan dalam waktu 10 sampai 20 tahun harus dibayarkan. Nah pada hari H tidak bisa bayar utang alasan klasiknya tidak ada duit ya sudah tukar guling saja saham itu dengan utang," kata Yenny.


Ia mengkhawatirkan peminjaman utang tiga bank plat merah ini mengulangi nasib Telkomsel dan Indosat yang tidak mampu mengembalikan utang terhadap CDB. ‎"Nah itu yang kita khawatirkan. Karena beberapa kali melalui pengalaman yang ada seperti Indosat seperti itu, telkomsel seperti itu," lanjut Yenny.

Menurutnya bisa saja jumlah saham Bank BUMN yang tadinya 60 persen dimiliki pemerintah turun dibawah 50 persen sehingga bank tersebut tidak menjadi BUMN lagi. "Kita tidak menginginkan di sektor perbankan mengalami seperti itu," tambah Yenny.

Pada Rabu malam (16/9) lalu  di Beijing, tiga bank BUMN tersebut menandatangani kesepakatan pinjaman senilai total 3 miliar dollar AS dengan CDB untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Penandatanganan kesepakatan pinjaman dilakukan Direktur Utama Bank Mandiri Budi G Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam dan Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni dengan Presiden Eksekutif Zeng Zhijie, disaksikan Menteri BUMN Rini Sumarno dan Kepala Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi (National Development and Reform/NDRC) Xu Shaoshi.

Dari total pinjaman tersebut, masing-masing bank menerima pinjaman sebesar satu miliar dollar AS dengan jangka waktu 10 tahun. Selain itu 30 % dari dana pinjaman tersebut akan diterima dalam mata uang Renminbi (RMB). [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya