Berita

Adhie M Massardi

The Last Pendekar Hukum Indonesia

RABU, 23 SEPTEMBER 2015 | 14:47 WIB | OLEH: ADHIE M. MASSARDI

KEDEKATAN  saya dengan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) seperti jalan tol buat saya untuk berteman dan bersahabat dengan tokoh-tokoh nasional dengan reputasi internasional. Satu di antaranya adalah Adnan Buyung Nasution (ABN).

Abang, begitu saya biasa memanggil ABN. Dan ABN sendiri selalu menyebut dirinya begitu: Abang.

Selain bercakap-cakap langsung, yang kian jarang kami lakukan karena semakin menurunnya kesehatan Abang, komunikasi kami tentu saja via media sosial. Tepatnya, lewat BBM.

Kalau bukan meminta update situasi politik nasional, Abang sering merespon BC saya, terutama bila menyangkut pandangan atau pernyataan saya mengenai korupsi dan penegakan hukum. Terakhir Abang menanyakan sikap Menko Maritim & Sumber Daya Rizal Ramli mengenai "kesaktian" RJ Lino yang bisa menyingkirkan Komjen Budi Waseso dari posisinya sebagai orang No 1 di Bareskrim Mabes Polri.

Saya bilang, Mas Rizal tetap pada posisinya untuk memerangi segala bentuk KKN di negeri ini. Kebetulan Presiden (Jokowi) juga memintanya untuk memberesi mafia di Tanjung Priok.

Abang memang sangat sensitif bila melihat kesewenang-wenangan penguasa melawan hukum. Abang juga terus merisaukan posisi KPK yang memiliki kekuasaan nyaris tak terkontrol tapi tidak digunakan untuk menegakkan hukum secara produktif, terutama dalam melibas koruptor di level atas, yang tak mungkin dilakukan oleh kejaksaan maupun kepolisian.

Kini tak ada lagi orang yang memiliki kapasitas dan integritas hukum yang akan merespon kegelisahan saya mengenai kian marak dan vulgarnya praktek KKN di negeri ini.

Abang sudah berpulang. Inilah "the last" pendekar hukum di negeri ini. Sebab sistem hukum yang sedang berlangsung di republik ini tak akan melahirkan pendekar hukum seperti Yap Thian Hien dan Adnan Buyung Nasution.

Sekarang ini, yang disebut advokat canggih bukan lagi yang memiliki argumentasi hukum yang canggih dan memiliki keberpihakan kepada keadilan hukum, tapi pengacara yang memahami siapa saja yang bisa diredam dengan uang alias penyuapan. Skandal pengacara kondang OC Kaligis yang sedang ditangani KPK adalah produk sistem penegakan hukum kita yang kian tak bermoral dan jauh dari rasa keadilan publik.

Makanya, tidak ada kesangsian bagi saya, bahwa nama Abang ABN akan mengabadi dan dikenang bangsa Indonesia.

Selamat jalan, Pendekar Hukum...!

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya