Berita

sutanto/rmol

Hukum

Mantan Kapolri Berpesan KPK Lebih Akur dengan Polisi

RABU, 16 SEPTEMBER 2015 | 20:52 WIB | LAPORAN: FEBIYANA

Mantan Kepala Polri Jenderal (purn) Sutanto berpesan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan agenda pemberantasan korupsi dilakukan dengan pencegahan dan penindakan.

"Dalam bidang pencegahan dan penindakan harus berimbang. Baru jangka panjang diutamakan pencegahan manakala masalah korupsi sudah semakin berkurang," kata Sutanto usai membahas rencana startegis (renstra) pimpinan KPK jilid IV di kantor komisi, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (16/9).

Sutanto mengaku pandangan tersebut sudah disampaikan ke Tim Penyusun Renstra komisioner KPK periode 2015-2019.


Mantan Kepala Badan Intelijen itu juga berharap, masukannya bisa membantu lembaga antikorupsi agar lebih baik kedepannya.

Tak hanya itu, Sutanto juga meminta agar KPK dan Polri kedepannya lebih akur dan harus rutin menjalin kerja sama. Seperti pembagian tugas pemberantasan korupsi sampai saling mem back-up jika salah satu lembaga ada yang 'loyo' menangani kasus tertentu.

"Tentu harus sinergi karena ini aparat penegak hukum, sama-sama menghadapi kasus-kasus yang besar, perlu sinergi yang kuat antara semua penegak hukum KPK, Polri, Kejaksaan," pintanya.

Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas Pimpinan KPK, Johan Budi mengatakan pihaknya memang serius dalam menyusun Renstra untuk diberikan pimpinan KPK yang baru mendatang. Seperti dengan mengundang beberapa tokoh yang sebelumnya sudah datang seperti, Kuntoro Mangkusubroto, Amin Sunaryadi dan yang baru ini Sutanto.

Kedepannya, KPK akan mengundang para tokoh yang memang ahli di bidang hukum seperti Romli Atmasasmita.

"Diharapkan masukan dari beliau bisa ikut memperbaiki DPR," kata Johan.

Tak lupa, anggota DPR juga akan diajak berembuk dengan pimpinan KPK untuk terutama soal national interest (kebijakan negara). Yang meliputi ketahanan pangan plus (pertanian, perikanan, kehutanan), ketahanan energi, dan revenue yang terdiri dari penerimaan negara melalui pajak.

"Berkenaan dengan pembangunan integritas bangsa, hingga Indonesia bisa terbebas dari korupsi. Indikator pencapaiannya adalah kenaikan indeks persepsi korupsi, minimal satu poin per periode kepemimpinan," tukas Johan.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya