Penyanyi pemenang Grammy Awards, Jewel Kilcher, ternyata memiliki masa kecil yang kelam. KeÂtika masih di bawah umur, ia menjadi korban pelecehan seksual.
"Seorang pria pernah meÂlecehkan saya ketika masih sangat muda. Sedih sebeÂnarnya. Saat itu, saya berusia delapan tahun," kata Jewel.
"Seorang pria memegang tangan saya sembari menyaÂtakan niat buruknya ingin menyetubuhi saya kelak deÂwasa. Kejadian itu mengeriÂkan," lanjut pelantun hit Who Will Save Your Soul dan Foolish Games ini.
Jewel cilik tentu saja sanÂgat trauma dengan kejadian tersebut. Beranjak remaja, di usia 18 tahun, lagi-lagi ia menjadi korban pelecehan seksual saat memasuki inÂdustri musik.
Ia merasakan posisi pria begitu dominan di industri yang ia geluti. Kondisi ini memaksanya bekerja lebih keras dan tetap bertahan demi impian yang ia cita-citakan.
Jewel sempat menjadi tunawisma dan harus bertahan dalam kerasnya kehidupan jalanan. Kala itu, ia baru meniti karier sebagai penyanyi kafe.
Tak lama, ia harus merasakan pahitnya pemeÂcatan karena menolak ajakan hubungan badan oleh sang pemilik kafe. SamÂpai-sampai ia harus tinggal di mobil pribadinya, karena ia tak punya uang untuk sewa tempat tinggal.
Tapi mobil yang jadi satu-satunya tempat tinggal Jewel pun akhirnya dibawa kabur pencuri. Momen-momen saat itu disebut Jewel sebagai fase terapuh dalam hidupnya.
Bahkan di saat terapuh itu, masih saja ada pria tak bertanggung jawab yang tega mengeksploitasi Jewel, karÂena ia memang memiliki fisik yang menarik.
"Saya melihat perempuan akan dapat menyerah hanya demi pujian," katanya. "Saya merasa pria itu mengambil keÂuntungan bila melihat sesuatu yang rapuh."
Berada dalam kondisi yang menurutnya tidak imbang, Jewel belajar untuk menguatÂkan dirinya sendiri. Hingga akhirnya ketika ada pria yang mendekatinya, ia justru dapat mengendalikan mereka tanpa ada konflik.
Kini, Jewel sudah membuktikan dirinya seÂbagai wanita yang tangguh. Rekor penjualan album hingga 27 juta kopi telah ia raih. Beragam penghargaan dan tur dunia telah ia lalui.
Jewel pun kemarin merilis memoar perjalanan dirinya dengan judul
Never Broken: Songs Are Only Half the Story. ***