Berita

Pertahanan

Bahaya kalau Sampai ISIS Masuk Kampus

SELASA, 15 SEPTEMBER 2015 | 22:59 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Semua pihak harus bersatu dan bersinergi dalam memerangi paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Makanya pemerintah harus bisa merangkul berbagai lembaga terkait lainnya untuk melakukan sosialisasi dan penguatan pemahaman Islam moderat ini, terutama di kampus-kampus.

"Pasalnya, mahasiswa adalah ‘pasar’ potensial yang dibidik ISIS untuk mencari anggota baru," ungkap Guru Besar Sosiologi Agama UIN Jakarta, Prof. Bambang Pranowo, Selasa (15/9).

Menurutnya, langkah yang telah dilakukan pemerintah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan melakukan kampanye dan sosialisasi pencegahan paham kekerasan dan ISIS di kalangan mahasiswa sudah bagus. Namun itu harus ditindaklanjuti dengan adanya penguatan pemahaman tentang Islam moderat karena ISIS menggunakan Islam untuk menjalankan propagandanya.


Sementara, Ketua Umum Ikatan Dai Seluruh Indonesia (Ikadi) Ahmad Satori Ismail mengungkapkan propaganda ISIS dan paham kekerasan yang masuk ke lingkungan perguruan tinggi tentunya akan sangat membahayakan bangsa. Untuk itu, ia mengajak seluruh civitas akademika untuk melakukan penguatan daya tangkal terhadap propaganda ISIS.

"Mahasiswa harus selalu diajak aktif  melakukan kegiatan dialog secara periodik, dan diberikan pemahaman yang benar tentang bagaimana dan bahayanya ISIS. Apalagi kalau menyangkut masalah mengganti ideologi negara," pungkasnya.

BNPT hari ini menggelar Dialog Pencegahan Paham Radikal Teriorisme dan ISIS di Kalangan Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Selasa (15/9). Dialog itu menghadirkan narasumber antara lain anggota komisi III DPR
RI, Ir. Tjatur Sapto Edy, MT, mantan teroris Ali Fauzi, dan Direktur Perlindungan BNPT, Brigjen (Pol) Drs Herwan Chaidir, dengan keynote speaker, Sestama BNPT Mayjen (TNI) Abdurrahman Kadir, dan dihadiri kurang lebih 300 mahasiswa dari seluruh Yogyakarta. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya