Berita

Hukum

DPR Minta Sistem Kepegawaian KPK Diaudit

SELASA, 15 SEPTEMBER 2015 | 19:53 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA


Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta lebih transparan mengingat anggaran lembaga anti rasuah lebih besar dibanding anggaran kepolisian dan kejaksaan.

Permintaan tersebut disampaikan Anggota Komisi III DPR RI, Muhammad Nasir Djamil, dalam rapat dengar pendapat dengan KPK, BNN dan PPATK dalam agenda pembahasan evaluasi anggaran 2015 dan rencana anggaran 2016 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/9).

Transparansi, sebut Nasir, merupakan wujud asas keterbukaan KPK sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

Transparansi, sebut Nasir, merupakan wujud asas keterbukaan KPK sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

"Kinerja penyidik KPK yang kerap dipertanyakan dalam beberapa kasus tentu menjadi pertanyaan publik terkait mekanisme rekruitmen dan standar operasional prosedur (SOP) apa yang digunakan pegawai KPK selama ini," ungkap Nasir.

Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, audit kinerja KPK diperlukan guna membuka ruang kritik dan masukan terhadap kinerja komisi.

"Audit penting untuk memastikan sejauh mana tingkat penaatan KPK terhadap SOP mereka dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang belaku," ujar Nasir.

Lebih lanjut Nasir berharap dengan audit pegawai KPK tidak lagi bekerja pada ruang gelap dan sistem pemberantasan korupsi menjadi terang benderang.

"Diharapkan tidak ada lagi ruang gelap di tubuh KPK, sehingga tidak ada lagi isu yang disebarkan mantan pegawai KPK terkait sisi internal KPK," kata Nasir menambahkan.

Untuk itu anggota DPR dari Dapil Nanggroe Aceh Darussalam I ini berharap Komisi Hukum dapat mengambil inisiatif untuk melakukan audit kinerja KPK.

"Hasil audit ini nantinya dapat digunakan anggota komisi 3 saat melakukan uji kelayakan terhadap calon pimpinan KPK yang akan dilakukan bulan depan," demikian Nasir.[dem] 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya