Jurang yang cukup jauh di bidang pendidikan anak-anak sulit menjadikan kualitas anak Indonesia merata.
Untuk itulah Aku Mengajar didirikan karena jurang kesenjangan dalam soal pendidikan dan juga kesehatan terhadap anak tak mampu kian memprihatinkan.
"Dalam soal pendidikan misalnya, ada dari keluarga mampu, bahkan bisa menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri, sedangkan banyak juga anak-anak dari keluarga miskin yang akhirnya putus sekolah," jelas founder dan Koordinator Nasional 'Aku Mengajar', Ikhsan Tualeka dalam keterangan persnya, Senin (14/9).
Menurutnya, Aku Mengajar hadir untuk menjadi semacam wadah, atau katalisator guna menghubungkan urban perkotaan, profesional muda, seperti; dokter, karyawan, pengusaha, artis, pilot, ibu rumah tangga, pegawai pemerintahan, dengan anak-anak dari komunitas yang kurang beruntung.
"Jika tidak bisa mengajar setiap hari, mungkin seminggu sekali, atau sebulan sekali, enam bulan sekali atau setahun sekali, atau bahkan seumur hidup sekali, paling tidak dalam hidup pernah berbagi dengan orang lain, khususnya dengan anak-anak yang kurang beruntung yang ada disekitar kita," terangnya.
Ia berharap semua pihak bergabung mengajar dan menyatu dengan anak-anak jalanan. Caranya dengan mendaftar, kemudian pihaknya akan tentukan di mana lokasi mengajar dan berbagi dengan anak-anak yang kurang beruntung.
"Apa pun profesi anda, pengusaha, artis, pengacara, dokter, jurnalis, karyawan, pegawai pemerintahan, ibu rumah tangga, silahkan bergabunglah dengan 'Aku Mengajar ' setiap satu minggu sekali. Buatlah pengalaman pertama mu menjadi seorang pengajar," sambungnya.
Sekedar info, beber Ikhsan, Aku Mengajar mempunyai program mengajar dan bertujuan meningkatkan kapasitas anak-anak dari kalangan kurang beruntung.
"Juga mengajar remaja untuk mengenal dan menjadi wirausaha, Pertukaran pengajar antar daerah, wisata edukasi dan solidaritas, serta pengobatan dan rujukan kesehatan," urainya.
Salah satu kegiatan Aku Mengajar seperti digelar pekan lalu, mereka menggandeng seorang warga negara Perancis, di mana anaknya bernama Jean Paul dan Louis tengah berulang tahun ke 6 untuk dan ke 9.
"Kebetulan hari minggu ini ada warga negara Prancis dimana anaknya ulang tahun. Ia ingin berbagi kasih dan berinteraksi dengan para anak jalanan," ujar aktivis Aku Mengajar, Athika saat berbincang dengan wartawan, di tempat pengepul barang bekas di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.
Kedua anak warga negara Prancis ini sengaja menemui anak-anak jalanan sekaligus ingin mengetahui dan mencoba untuk berbaur dengan kehidupan mereka. Tidak hanya itu, pasangan warga negara Perancis itu juga ingin melihat bagaimana kehidupan anak-anak jalan dan sistem pendidikannya di Indonesia, agar menjadi pengalaman di negaranya.
[wid]