Berita

Hukum

Nasir PKS: Pola Reformasi di Kejagung Tidak Jelas!

SENIN, 07 SEPTEMBER 2015 | 17:12 WIB | LAPORAN:

‎RMOL. Pola reformasi birokrasi di Kejaksaan Agung saat ini tidak jelas. Hal ini juga yang dapat menjadi penghambat dalam upaya penegakan hukum terutama penanganan kasus yang sedang ditangani Kejaksaan Agung.

‎Begitu dikatakan anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil dalam Rapat Kerja Komisi III dengan Jaksa Agung di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/9).‎

Menurutnya, ketidakjelasan tersebut juga terlihat dari pola mutasi dan demosi yang terjadi di Kejaksaan Agung. ‎"Ada banyak personil yang telah mengikuti profile assesment,ujian kemampuan teknis, toefl dan test psikologi justru tidak dipromosikan di tempat yang sesuai dengan hasil test nya, alasannya karena tidak ada kedekatan dengan pihak tertentu," Nasir.


‎Politisi PKS ini tekankan, diharapkan Jaksa Agung, HM Prasetyo bisa melakukan review dan menaati ‎sistem penjenjangan yang ada agar dapat menempatkan the right man on the right place sesuai dengan sistem dan ketentuan hukum yang berlaku.

‎Walau begitu, Nasir  mengapresiasi reaksi cepat kejaksaan agung dalam upaya percepatan penyerapan anggaran negara dengan adanya pembentukan Tim Pengawalan,Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Pusat (TP4P) dan Tim Pengawalan,Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D).

‎"Seharusnya jaksa agung memperhatikan ketentuan UU Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan dan sebaiknya hal itu dijadikan pedoman oleh TP4P dan TP4D dalam melaksanakan tugas dan fungsinya" jelas Nasir.

‎Soal lain, ‎Nasir mengatakan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera saat ini sedang mendalami pembahasan rumusan daftar inventarisasi masalah (DIM) Rancangan KUHP (RKUHP).

‎"Masukan kejaksaan terhadap RKUHP ini akan kami pelajari dan merupakan masukan berharga dalam pembahasan RKUHP di Panja kedepan," demikian Nasir.‎ [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya