Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menantang Menteri Ketenagakerjaaan Hanif Dakhiri untuk melakukan sumpah mubahalah.
Mubahalah berasal dari kata "buhlah" yang berarti kutukan atau laknat. Dalam terminologi Islam sumpah mubahalah dilakukan kepada dua pihak yang sama-sama mengaku benar dan tidak berbohong dalam satu masalah. Sumpah mubahalah dilaksanakan seperti halnya berdoa dengan sungguh-sungguh agar siapa yang salah atau berbohong dilaknat oleh Allah.
Tantangan ini disampaikan Iqbal karena Menteri Hanif kerap menampik kabar buruh kasar China (unskill labour) sudah masuk ke perusahaan-perusahaan di Jakarta.
"Saya tantang menteri Jokowi, Hanif Dakhiri untuk sumpah mubahalah. Di ibukota ini sudah ada unskill labour Cina yang masuk dan langgar aturan. Kalau itu tak terbukti saya siap dipenjara, tapi kalau ternyata ada, Menteri Hanif harus mundur," kata Iqbal saat dikusi Forum Senator Untuk Rakyat bertema "Ekonomi PHP, Nyatanya PHK" di Jakarta, Minggu (6/9).
Iqbal mengatakan pihaknya memiliki data soal banyaknya tenaga buruh kasar Tiongkok di lima perusahaan di Jakarta. Mereka bekerja sebagai tukang gali batu, sekuriti dan tukang masak.
"Saya punya datanya di 5 perusahaan di ibukota, tapi gak enak saya beberkan karena bisa dipecat nanti buru-buruh di perusahaan itu," kata Iqbal.
Para buruh kasar tersebut, sebut Iqbal, saat ini tak hanya tersebar di ibukota, tapi sudah merambah Banten, Kalimantan dan wilayah sebagian pulau Jawa.
"Pemerintah mengklaim jumlah buruh kasar Cina hanya 0,05 persen, tapi itu bisa naik sampe 20 persen dari total angkatan kerja. Apalagi ada kebijakan tidak diwajibkan basaha indonesia. Ini berbahaya," demikian Iqbal.
[dem]