Berita

Politik

Menlu Perintahkan Identifikasi Jenazah TKI Korban Kapal Tenggelam Dipercepat

MINGGU, 06 SEPTEMBER 2015 | 18:36 WIB | LAPORAN:

Pihak Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) sudah berhasil menemukan total sebanyal 57 jenazah WNI yang menjadi korban kapal tenggelam di wilayah Sabak Bernam.

Jenazah ditampung di tiga Rumah Sakit, yaitu Rumah Sakit Ipoh, RS Sabak Bernam dan RS Teluk Intan.

Menteri luar negeri Retno Marsudi meminta kepada Tim Perlindungan WNI Kemenlu dan KBRI di Kuala Lumpur untuk mengambil langkah-langkah khusus dalam rangka percepatan proses identifikasi.


"Upaya ini juga akan didukung oleh Disaster Victim Identification (DVI) Polri, baik di Mabes Polri maupun di sejumlah Polda, khususnya Polda Aceh, Polda Sumatera Utara dan Polda Jawa Timur," kata Menlu Retno kepada wartawan, Minggu (6/9).

Sebagai respon terhadap perkembangan ini, Kemenlu juga mendirikan hotline untuk mereka yang menduga atau meyakini keluarganya berada di kapal tersebut. Hotline Kemenlu di Sabak Bernam dapat dihubungi di 0812-8900-9045.

Bagi mereka yang sudah menghubungi hotline dan telah memberikan informasi dasar akan segera didatangi oleh DVI Polri Polda terdekat untuk pengambilan contoh DNA yang akan sangat dibutuhkan untuk proses identifikasi.

"Sementara itu bagi 20 WNI yang berhasil diselamatkan akan segera diproses pemulangannya ke tanah air," tambah Retno.

Saat ini, selain fokus pada upaya SAR, pihak Malaysia maupun KBRI fokus kepada upaya identifikasi korban. KBRI telah menempatkan staf di tiga RS untuk membantu kekuarga yang datang dari Indonesia melakukan identifikasi.

Pihak Malaysia juga sudah mulai mengambil sampel DNA korban yang ada 3 RS. Namun dikabarkan hingga saat ini baru 10 jenazah yang berhasil diidentifikasi (6 identifikasi oleh keluarga dan 4 karena membawa ID). Sementara puluhan jenazah lainnya masih sulit diidentifikasi.

Berbeda dengan kecelakaan transportasi pada umumnya, terdapat banyak kendala dalam proses identifikasi jenazah dalam kasus ini. Beberapa kendala identifikasi antara lain kapal tidak memiliki manifest dan tidak sedang menjalani jalur reguler. Selain itu, penumpang kapal tidak saling mengenal satu sama lain. Dengan kondisi yang demikian sulit untuk memfokuskan target pengambilan sampel DNA.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya