Berita

Najib Razak/net

Najib Razak Seolah-olah Tidak Panik

Politik Malaysia Dekati Genting
MINGGU, 30 AGUSTUS 2015 | 08:22 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Demonstrasi warga Malaysia menuntut pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Najib Razak makin membesar. Kemarin, ratusan ribu orang yang tergabung dalam gerakan "Bersih 4" turun ke jalan di tiga kota besar di Malaysia. Aksi ini dilakukan sekaligus untuk memperingati hari kemerdekaan Malaysia yang jatuh pada 29 Agustus. Menanggapi aksi itu, Nazib seolah-olah tidak panik.
Dalam aksinya, para demonstran kembali menyerukan pengunduran diri PM Najib Razak terkait tuduhan korupsi. Pendemo yang tergabung dalam kelompok aliansi pro-reformasi "Bersih 4" ini turun ke jalan di tiga kota, Kuala Lumpur, Kuching, dan Kinabalu. Mereka mengenakan pakaian kuning-kuning bertulis Bersih 4 di dada, dan berhias ikat kepala. Ada juga yang membawa atribut dan terompet. Di Kuala Lumpur, lokasi aksi dikumpulkan di kawasan antaran Dataran Merdeka dan Kuala Lumpur City Hall.

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad pun terlihat turun ke jalan bersama puluhan ribu demonstran lainnnya. Mahathir datang bersama sang istri, Siti Hasmah Ali, yang langsung mendapat sambutan meriah. "Saya datang hanya untuk melihat," kata Mahathir, ketika ditanya demonstran soal kedatangannya. Mahathir hanya beberapa menit kemudian meninggalkan lokasi.

Menanggapi aksi besar-besaran itu, Nazib seolah-olah tidak panik. Dia menilai pengunjuk rasa yang tergabung dalam gerakan "Bersih 4" memiliki patriotisme dangkal. Kata dia, demonstran seharusnya bisa merayakan hari kemerdekaan dengan cara yang lebih elegan. Paling tidak mengapresiasi para pejuang, yang membebaskan Malaysia dari kolonialisme. "Apakah mereka, demonstran, tak mengerti jika negara ini dibangun dengan darah dan keringat para pejuang," tutur Nazib, dalam pertemuan delegasi Jerantut UMNO '2015, di Jerantut, kemarin.

Menanggapi aksi besar-besaran itu, Nazib seolah-olah tidak panik. Dia menilai pengunjuk rasa yang tergabung dalam gerakan "Bersih 4" memiliki patriotisme dangkal. Kata dia, demonstran seharusnya bisa merayakan hari kemerdekaan dengan cara yang lebih elegan. Paling tidak mengapresiasi para pejuang, yang membebaskan Malaysia dari kolonialisme. "Apakah mereka, demonstran, tak mengerti jika negara ini dibangun dengan darah dan keringat para pejuang," tutur Nazib, dalam pertemuan delegasi Jerantut UMNO '2015, di Jerantut, kemarin.

Menurut Nazib, aksi demonstran terlihat seperti hendak menurunkan citra Malaysia di dunia internasional. "Padahal negara ini terbentuk karena adanya perjuangan UMNO," tuturnya.

Pada saat yang sama, Nazib mengintruksikan kepada pemimpin dan anggota UMNO agar taat pada aturan untuk memperkuat partai. Jika terdapat perbedaan pendapat, kata Nazib, seharusnya diselesaikan melalui aturan yang ada seperti kesopanan dan kedisiplinan. "Kami perlu menjaga proses ini," tuturnya. Cara tersebut, imbuh Nazib, jangan diartikan sebagai tak adanya perbedaan pendapat di UMNO. Namun agar pikiran selalu terbuka dan disiplin untuk kemajuan partai.

Selain itu, Nazib mengingatkan agar selalu mengkroscek berita yang ada agar tidak menjadi fitnah. Berita-berita yang tengah dibaca oleh masyarakat termasuk jejaring sosial harus diperiksa kebenarannya agar tidak menghancurkan partai. "Saat ini kondisinya terbalik, apa yang dilaporkan melalui media sosial dianggap lebih kredibel dibandingkan media konvensional," ucapnya.

Desakan mundur makin gencar setelah muncul dugaan korupsi di perusahaan milik negara "1Malaysia Develepment Berhard" (1MDB), di mana Najib menjadi ketua dewan penasihatnya. Baru-baru ini, menteri-menteri kabinet Najib telah mengakui bahwa Najib menerima hampir 700 juta dolar AS ke sejumlah rekening pribadinya sejak tahun 2013. Hal ini pertama kali diungkapkan oleh media ternama AS, Wall Street Journal bulan lalu.

Namun menurut para menteri kabinet Malaysia, transfer uang tersebut merupakan donasi politik dari sumber-sumber Timur Tengah yang tak disebut namanya, dan tak ada yang salah dengan hal itu. Namun tak ada keterangan lebih detail mengenai pengiriman uang tersebut.

Rekening-rekening Najib tersebut pun kini telah ditutup dan keberadaan uang senilai triliunan rupiah itu kini tidak diketahui. Status penyelidikan soal itu saat ini tak jelas, menyusul pemecatan pejabat-pejabat yang terlibat penyelidikan hal tersebut.

Kondisi Malaysia memang tengah genting-gentingnya. Selain politik yang semakin keruh, situasi ekonomi negeri jiran itu pun semakin memburuk. Mata uangnya, ringgit, sempat menyentuh level 4,2318 per dolar AS. Artinya, ringgit melemah 31 persen dalam setahun. Angka tersebut merupakan level terendah dalam 17 tahun terakhir. Ringgit pun mata uang dengan kinerja terburuk di kawasan Asia. Investor pun berlarian. Per akhir Juli 2015, dana asing yang keluar dari bursa Malaysia sudah mencapai 3 miliar dolar AS. Cadangan devisa negara tersebut hanya 92,67 miliar dolar AS. Malaysia sangat tergantung dengan sumber daya alamnya, yakni kelapa sawit. Dengan harga CPO yang anjlok sekarang, otomatis perekonomian negara ini terpukul hebat. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya