Berita

Bahasa Menunjukkan Bangsa

RABU, 26 AGUSTUS 2015 | 21:47 WIB | OLEH: MUHAMMAD TAKDIR

TIBA-tiba out of the blue, muncul kebijakan yang menganulir kewajiban tenaga kerja asing (TKA) untuk memiliki kemampuan berbahasa Indonesia. Pada saat bersamaan, rumor tentang pekerja asing dari negara seberang yang membanjiri Indonesia terus berseliweran di komunitas sosmed dan milist kelompok-kelompok partikulir. Bagi yang rasional, mereka berusaha bertahan untuk tidak mempercayai rumor tersebut. Tetapi jika kemudian Pemerintah tidak pernah menjelaskan secara lugas dasar keputusan itu, lambat laun yang hoax pun terlihat riil.

Gosipnya, Menteri Tenaga Kerja yang lagi berada di Hongkong dipanggil pulang oleh DPR-RI untuk menjelaskan kebijakan tersebut. Siapapun yang merumuskan kebijakan itu, mereka harus membaca potongan koran The York Times (1/5/2010) tentang kreativitas dunia pendidikan di sebuah sudut kota kecil di Lamongan yang gigih dan telaten mengajarkan anak didiknya berbahasa Tiongkok.

Artikel lama berjudul "Indonesian Seeks Words to Attract Chinas's Favor" bercerita hal yang kontras mengenai sekolah-sekolah di Lamongan yang justru mewajibkan siswa-siswinya belajar bahasa mandarin. Sebagaimana dikutip, Bupati Lamongan ketika itu, Pak Masfuk mendapat ide pengajaran bahasa mandarin sekembali dari kunjungan di Tiongkok.


Selama kunjungan di negeri bambu kuning, Pak Masfuk menemukan banyak kemajuan yang menurutnya patut ditiru oleh rakyat di kabupaten yang dipimpinnya. Mungkin Pak Masfuk ingat wasiat Nabi Muhammad SAW yang meminta umatnya untuk selalu belajar dari orang Tiongkok, utluubul ilma walau bishiin.

Pak Masfuk adalah personifikasi tesis para internasionalis yang melihat Tiongkok sebagai aktor global dan regional yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi di kawasan, termasuk Indonesia. Apalagi dengan kecenderungan implementasi China-Asean Free Ttrade Area, produk-produk Tiongkok akan membanjiri pasar domestik kita.

Indonesia hanya mampu mengimbangi raksasa kuning itu bilamana paham salah satu kekuatannya,  bahasa! Tak ada bahasa di dunia tanpa filosofi kehidupan. Demikian halnya dengan bahasa mandarin. Piranti bahasa menjadi kunci memahami kemajuan sebuah entitas. Inggris, Spanyol dan Roma telah membuktikannya.

Kini dengan mandatory class untuk bahasa mandarin di Lamongan, setidak-tidaknya mereka tahu ketika berhubungan dengan para pedagang atau pengusaha Tiongkok. Mereka mungkin tidak mempelajari bahasa mandarin untuk menaklukkan Tiongkok. Melainkan mengambil dan menyerap kedigdayaan pengetahuan negeri tersebut.

Saya sendiri telah menyaksikan kedigdayaan language skill itu. Berinteraksi dan bersiasat dengan mereka pada level bidang yang saya geluti. Tak ada kata yang cocok untuk menggambarkan betapa sophisticated-nya mereka mengelola soft-power dan sekaligus hard-power yang dimiliki. Pelajaran baik dari mereka harus bisa kita petik dan itu hanya bisa dilakukan kalau kita paham dengan cara apa mereka berkomunikasi.

Jika Lamongan telah lama memulainya, lalu mengapa kita sebagai bangsa besar tidak melakukan hal serupa terhadap mereka? Lain cerita, bila kita memang telah kehilangan salah satu asset penting kita yang selayaknya membuat bangsa ini selalu cool dan confidence dengan orang asing, Bahasa Indonesia.[***]

Penulis adalah analis-kolumnis situasi internasional dan domestik. Saat ini sedang menetap di Jenewa, bisa dihubungi pada akun Twitter @emteaedhir.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya