Berita

Politik

Radikalisme dan Komunisme Mencederai Visi Jihad NU-Muhammadiyah

KAMIS, 20 AGUSTUS 2015 | 03:39 WIB | LAPORAN:

Para pelajar diingatkan untuk selalu mewaspadai bahaya laten radikalisme dan komunisme. Peringatan ini disampaikan saat Tasyakuran Kemerdekaan Indonesia ke 70, Sukses Muktamar Nahdlatul Ulama ke 33 dan Muhammadiyah ke 47 dengan tema "Dedikasi Pelajar NU dan Muhammadiyah untuk Indonesia" di Aula DPP KNPI di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Rabu (19/8) malam.

Ketua Umum PP IPNU Khairul Anam menegaskan pelajar dan mahasiwa perlu mengetahui bagaimana kontribusi besar jasa dua organisasi besar Islam di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam merebut kemerdekaan. Sehingga gerakan radikalimse yang menyasar anak muda sangat mencederai semangat para 'sesepuh' NU dan Muhammadiyah.

"Khusus untuk NU, peran dan kontribusinya terhadap eksistensi dan tegaknya NKRI tidak bisa dibantah sama sekali. Dengan adanya inisiatif dari pemerintah untuk menetapkan adanya Hari Santri dianggap sebagai bentuk pengakuan terhadap peran kaum santri terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa ini yang saat itu dikonsolidir oleh NU dan dikuatkan adanya Resolusi Jihad dari KH Hasyim Asy’ary," kata Anam.


Atas dasar itu, Anam menambahkan, IPNU mengajak seluruh komponen bangsa terutama pelajar Indonesia bersama-sama menjaga negara ini dari kekuatan-kekuatan asing yang tidak ingin melihat bangsa ini menjadi besar. Bangsa Indonesia punya banyak potensi keunggulan untuk menjadi bangsa besar, selain kekayaan alamnya, juga memiliki banyak nilai-nilai unggul seperti watak akomodatif, tasamuh, tawazun, dan lainnya.

Selain itu, Anam juga mengingatkan bahaya laten faham transnasional radikalisme jihadis, liberalisme dan komunis yang masih ada di negeri ini. Bahaya pengaruh ketiga faham tersebut untuk anak muda saat ini yang masih mencari jatidiri dan visi melihat bangsa.

"Kasus terorisme masih menjadi ancaman, hidup hedon dan budaya bebas masih marak. Dan kasus kemunculan simbol-simbol PKI di karnaval kemerdekaan Pamekasan sangat memperihatinkan," demikian Anam.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya