Berita

adhie massardi

Adhie M Massardi

Kalau Saja Pak JK Memilih Jadi Negarawan

RABU, 19 AGUSTUS 2015 | 15:45 WIB | OLEH: ADHIE M. MASSARDI

KALAU saja Pak JK (Jusuf Kalla) hadir sebagai negarawan, yang tindak-tanduknya hanya demi kemaslahatan rakyat, negara dan bangsa, dan tidak memiliki konflik kepentingan, apalagi menyangkut bisnis keluarga, tak akan muncul kegaduhan politik di level kabinet seperti sekarang.
 
Pak JK itu kan Wakil Presiden, dan merupakan pejabat negara paling senior (sepuh) di republik ini. Sesuai dengan usianya, seharusnya bisa lebih bijaksana dalam menyikapi saran dan gagasan untuk perbaikan pemerintahan, dari mana pun datangnya. Sehingga jadi teladan bagi anggota kabinet lainnya. Tidak malah menanggapinya secara emosional.
 

Pak JK seharusnya memelopori perubahan mental masyarakat kita yang apabila mendengar "gagasan yang benar demi perubahan ke arah lebih baik", bukannya segera dilaksanakan, tapi mempersoalkan "siapa yang menyampaikan" dan "bagaimana cara menyampaikannya". Padahal gagasan kebenaran tetaplah gagasan kebenaran, meskipun disampaikan oleh Menko Kemaritiman dengan cara yang dianggap tidak lazim.
 
Presiden AS Franklin D Roosevelt tidak akan bisa mengakhiri Perang Dunia II kalau tidak merespon gagasan Albert Einstein, ilmuwan urakan dengan rambut awut-awutan, yang disampaikannya hanya lewat surat. Tapi sejarah mencatat, surat itu gagasan membuat bom atom yang kemudian dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, sebagai penutup PD II.
 
Bangsa Jepang yang sangat feodalistik tidak akan jadi semaju sekarang kalau tidak merespon gagasan Sakichi Toyoda, anak tukang kayu miskin, yang kemudian melahirkan industri otomotif merk Toyota, pendorong Negeri Matahari Terbit menuju negara industri terkemuka di muka bumi.
 
Bahkan mungkin kita akan tetap hidup dalam kegelapan kalau tetap berkutat pada cara pandang "siapa dan bagaimana cara gagasan disampaikan". Karena temuan lampu pijar dan kelistrikan dikembangkan oleh Thomas Alva Edison, orang Amerika yang tuli itu.
 
Makanya, bangsa Indonesia harus segera mengubah budaya itu. Menghormati "gagasan kebenaran", dan bukan mempersoalkan siapa yang menyampaikan, dan bagaimana cara gagasan itu dilontarkan.
 
Pak Jusuf Kalla bisa menjadi pelopor perubahan mental itu. [***]

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya