Berita

Nasrullah/net

Politik

PILKADA SERENTAK 2015

Bawaslu: Luhut Harus Penuhi Janji Tedjo

JUMAT, 14 AGUSTUS 2015 | 13:15 WIB | LAPORAN:

. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsa Panjaitan harus bisa penuhi janji mantan menteri sebelumnya Tedjo Edy Purjiatno. Janji tersebut belum terlaksana karena Tedjo sudah keburu dicopot oleh Presiden Jokowi.

Hal tersebut disampaikan Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nasrullah saat berbincang dengan wartawan beberapa saat lalu, Jumat (13/8).

Menurut Nasrullah, Tedjo sangat serius dan pernah berjanji di hadapan anggota Bawaslu soal netralitas pegawai negeri sipil (PNS) di Pilkada Serentak 2015.


"Dulu pak Tedjo janji akan langsung memecat PNS atau aparat negara yang tidak netral atau melanggar UU Pemilu seperti mendukung petahana yang mau maju lagi. Tapi sayang beliau sudah diganti," ujar Nasrullah.

Menurut cerita Nasrullah, Tedjo langsung mengatakan 'pecat' agar bisa memberikan pelajaran atau efek jera bagi PNS untuk dapat konsentrasi melayani masyarakat atau publik.

"Jadi kami akan tetep tagih janji itu untuk menteri yang baru pak Luhut. Sampai sekarang berbagai banyak laporan PNS tidak netral banyak masuk, tapi belum ada yang ditindak," tegas Nasrullah.

Nasrullah pun membeberkan beberapa kasus yang terlibat mensukseskan petahana. Salah satunya adalah keterlibatan PNS dalam proses pendaftaran petahana. Selain itu juga dengan modus memasang foto petahana di baliho atau iklan di media untuk memberikan ucapan yang sangat jelas niatnya untuk memberikan dukungan.

"Pasang foto sekda atau SKPD terus disampaingnya ada foto bupati atau walikotanya jelang Pilkada banyak. Ini kan memanfaatkan anggaran negara untuk kepentingan pribadi," beber Nasrullah.

Surat Edaran Nomor B/2335/M.PANRB/07/2015 tertanggal 22 Juli 2015, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB) kata Nasrullah sudah tegas mengatur PNS harus netral dalam Pilkada.

"Dalam SE tersebut, para PNS tidak boleh membuat keputusan atau tindakan yang dapat menguntungkan atau merugikan calon kepala daerah. Selain itu, PNS juga dilarang menggunakan aset pemerintah untuk pilkada salah satu calon, seperti penggunaan mobil dinas untuk kampanye dan juga ruang rapat kantor untuk kampanye," demikian Nasrullah. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya