Berita

darmin nasution/net

Politik

Darmin Masuk Kabinet Persulit Bangun Kepercayaan Pasar

KAMIS, 13 AGUSTUS 2015 | 22:52 WIB | LAPORAN:

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasukkan mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution ke dalam kabinetnya, menggantikan Sofyan Djalil yang digeser menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

Nada pesimis pun mulai datang dari berbagai kalangan karena meragukan integritas Darmin. Apalagi, nama mantan orang nomor satu di Bank Indonesia itu kerap dikaitkan dengan sejumlah dugaan kasus korupsi. Termasuk saat Darmin menjabat Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Menurut pengamat anggaran Uchok Sky Khadafi, kehadiran Darmin Nasution di kabinet mengingatkan kembali publik terhadap kasus pengemplangan pajak Gayus Tambunan, dan mega skandal korupsi di pemerintahan SBY yaitu Bank Century.


"Integritasnya diragukan, akan sulit membangun kepercayaan publik atau pasar," ujarnya saat dihubungi wartawan, Kamis (13/8).

Ditambah lagi, Jokowi tidak turut mencopot Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Menteri-menteri sektor ekonomi yang juga turut andil dalam merosotnya perekonomian nasional, serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Uchok melihat, dari sisi kepemimpinan, Jokowi bingung dalam menghadapi laju penguatan dolar.

"Kalau dalam sebuah kapal nahkoda saja bingung, sudah pasti anak buahnya atau dalam hal ini menterinya pasti juga ikut-ikutan linglung. Kapal pun menjadi oleng tidak karuan," jelasnya.

Menurut Uchok, reshuffle kabinet oleh Jokowi dengan tidak menyentuh sektor ekonomi secara keseluruhan akan menjadi sia-sia belaka.

"Pergantian ini akan tetap sami mawon alias resep apapun yang coba diberikan untuk menahan laju kenaikan dolar atas rupiah tetap saja rupiah akan terus terpuruk," bebernya.

Dengan kondisi seperti itu, dia tidak menampik jika pada perayaan ulang tahun ke-70 kemerdekaan Indonesia 17 Agustus nanti, rupiah bakal berada di posisi angka keramat Rp 17.845 per dolar.

"Bisa saja nanti itu menembus Rp 17.845 per dolar di hari kemerdekaan. Mereka masih mau koordinasi, itu kata Darmin," tegas Uchok yang juga direktur Center fot Budget Analysis (CBA).[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya