Berita

Bisnis

Ternyata Ini Penyebab Lambatnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Versi Menkeu

RABU, 05 AGUSTUS 2015 | 22:19 WIB | LAPORAN:

. Salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia selama semester I, 2015 adalah penyerapan anggaran pemerintah yang rendah.

Namun begitu, Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro mengatakan, harus dibeadakan soal penyerapan anggaran pemerintah pusat dan didaerah. Kata dia, pertumbuhan ekonomi di pusat walaupun lambat namun masih terlihat tumbuh.

Sebab, menurut Bambang, ada sekitar RP 273,5 triliun dana pemerintah daerah yang menganggur tersimpan di bank pembangunan daerah (BPD).


"Jadi kalau ada yang tanya kenapa pertumbuhan ekonomi melambat, salah satunya karena Rp 273,5 triliun dan masih mengendon di bank," kata Bambang saat konfrensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (5/8).

Menurut Bambang, setiap anggaran yang disalurkan harus sebaiknya direalisasikan dalam bentuk program dan aktivitas. Sehingga mendorong terciptanya perekonomian, baik di pusat maupun daerah.

Bambang menyampaikan, Januari 2015, dana pemda di BPD baru Rp 169 triliun, Februari meningkat menjadi Rp 180 triliun, Maret menjadi Rp 227,7 triliun, April sebesar Rp 253,7 triliun, dan Mei sebesar Rp 255,3 triliun.

"Konsumsi dari pemerintah, hanya belanja barang. Di daerah tadi dengan dana mengangur, maka itu berpengaruh," sambungnya.

Tak hanya itu, menurut Bambang, faktor lain dari pertumbuhan daerah yang kurang adalah realisasi APBD yang tidak maksimal. Berbeda dengan pemerintahan pusat, anggaran diakhir tahun harus dihabiskan. Karena tak bisa mengandalkan sisa anggaran lebih (SAL). Jika pemerintah SAL bisa digunakan di tahun berikutnya.

"Faktor lain karena pilkada serentak akhir tahun nanti. Banyak incumbent yang nunggu kampanye baru mau nunjukin proyek pemerintah daerahnya. Akhirnya baru bisa kelihatan nanti September," demikian Bambang. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya