Berita

dradjad h wibowo/net

MUKTAMAR MUHAMMADIYAH 47

Semoga Ketum Muhammadiyah Individu Terbaik dalam Gerakan Tajdid dan Nahi Munkar

SENIN, 03 AGUSTUS 2015 | 10:19 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Muhammadiyah tak boleh berhenti sebagai gerakan tajdid dan pelopor terdepan dalam amar ma'ruf nahi munkar (menyuruh kebaikan dan mencegah kemunkaran), terutama dalam tanhauna 'anil munkar.

"Kedua hal tersebut sangat relevan, dan insya Allah akan terus relevan dalam kehidupan kebangsaan kita," kata ekonom senior, Dradjad H Wibowo, kepada Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu (Senin, 3/8).

Dradjad pun berharap Ketua Umum PP Muhammadiyah mendatang adalah individu terbaik dalam hal gerakan tajdid dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar


Dradjad menjelaskan, gerakan tajdid terus diperlukan karena bangsa Indonesia terus menerus menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (AHTG) yang sifatnya dinamis, baik dari internal maupun eksternal, baik nasional, kawasan maupun global. ATHG ini pun terjadi di semua sektor.

"Di bidang profesi saya (ekonomi), Indonesia ikut babak belur hanya karena dolar mengalir kembali ke AS. Efeknya dirasakan mulai dari kesehatan makro, perusahaan, dan bisa mempengaruhi persatuan bangsa dan kehidupan beragama. Contohnya, dulu Indonesia kehilangan Timtim karena ambruknya ekonomi," jelas Dradjad

Gerakan tajdid Muhammadiyah, sambung Dradjad, sangat diperlukan untuk memberi solusi bagi masalah-masalah tersebut, baik dari sisi agama maupun lintas disiplin. Contoh lain adalah masalah Ijtima Ulama ke-5 Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menetapkan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak sesuai syariah.

"Jika gerakan tajdid Muhammadiyah berjalan efektif, kontroversi seperti ini mungkin bisa dihindari. Apalagi jaminan kesehatan itu sangat mendasar dan krusial," ungkap Dradjad.

Dradjad melanjutkan, gerakan nahi munkar juga sangat penting utk membersihkan bangsa ini dari borok-borok seperti korupsi, rusaknya birokrasi, narkoba, bahkan untuk menghilangkan benih-benih esktremisme, terorisme dan separatisme.

"Setiap warga persyarikatan adalah dai, dan mereka harus terus mengingatkan sebanyak mungkin orang agar terhindar dari paham-paham ekstrem, teroris dan separatis," demikian Dradjad. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya