Berita

ilustrasi/net

Bisnis

PLN Butuh Modal Rp 200 Triliun Bangun Jaringan Listrik 46 KM

Selama Enam Bulan Kinerjanya Jeblok
SENIN, 03 AGUSTUS 2015 | 09:12 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan menggandeng swasta untuk membangun jaringan transmisi listrik sepanjang 46 ribu kilometer (km). Perusahaan listrik pelat merah ini membutuhkan dana sekitar Rp 200 triliun agar bisa merealisasikan proyek listrik nasional tersebut.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir menjelaskan, anggaran sebesar Rp200 triliun itu akan dialokasikan untuk pembangu­nan jaringan transmisi listrik pendukung program pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW), yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

"Dana sebesar itu untuk mem­bangun gardu induk, tower transmisi, berikut konstruksinya. Total hampir Rp 200 triliun, tapi alokasinya secara bertahap untuk 5 tahun ke depan," kata Sofyan.


Agar bisa mencukupi kebutu­han modal tersebut, PLN telah membuka peluang berbagai kalangan terlibat dalam pemban­gunan mega proyek kelistrikan itu. Baik untuk BUMN, Pemda, pihak swasta, maupun sektor industri lainnya.

"PLN sangat terbuka. Kerja sama dengan pihak luar tentu akan menunjang dan memper­cepat pembangunan transmisi, karena segala standarnya akan sangat terukur. Termasuk harga," kata Sofyan.

Ia menilai, dengan pembangu­nan secara masal, membuat PLN sangat terbantu sekaligus terhin­dar dari berbagai permasalahan yang ada di lapangan.

"Oleh karena itu kami berpikir bahwa rencana khusus yang 46 ribu km transmisi ini mudah-mudahan bisa terlaksana dalam 3-4 tahun ke depan, harus lebih cepat daripada pembangkit yang jadi nanti," tambahnya.

Dia menyebutkan, pembangu­nan transmisi sepanjang 46 ribu km ini tidak spesifik di daerah-daerah mana saja. Melainkan di seluruh Indonesia, hanya polanya saja yang berbeda.

Sementara, untuk membiayai investasi pembangunan jaringan trasmisi tersebut, PLN sebagian besar akan mengandalkan dana pinjaman dari lembaga pembi­ayaan internasional, seperti salah satunya Japan International Co­operation Agency (JICA).

"Pembiayaannya sudah ada, sebagian dari pihak luar, ada dari JICA, sudah dalam bentuk platfom. Sebagian lagi dari lokal, termasuk dana Penyertaan Modal Negara sebesar Rp 8 tril­iun. Kalau dihitung Rp 40 triliun per tahun," ungkap Sofyan.

Sebelumnya, perusahaan set­rum negara mengalami kerugian sebesar Rp 10,5 triliun pada semester pertama 2015. Alasan­nya, karena nilai rupiah terhadap dolar amerika terus melemah.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menambahkan, bila proyek ini berjalan, tentunya akan mem­berikan dampak luar biasa bagi perekonomian Indonesia, apalagi industri dalam negeri.

"PLN akan menggandeng industri dalam negeri seperti industri baja, kontraktor maupun perusahan lain, baik kelas kecil hingga besar. Dari ujung ke ujung industri lokal akan hidup, apalagi dalam ekonomi yang seperti ini kan keputusan sangat baik," tegas Said.

Namun begitu, pemerintah, lanjut Said, meminta PLN saat ini tetap fokus menyediakan lis­trik bagi masyarakat di seluruh Indonesia.

"Pemerintah juga sudah me­mangkas kewajiban PLN untuk membangun proyek pembangkit listrik 35.000 Megawatt (MW) dalam lima tahun ke depan. Saat ini, PLN diminta fokus men­jadi perusahaan penyedia jasa ketenagalistrikan," ujar Said.

Saat ini, PLN hanya dibebani tugas mengerjakan pengemban­gan listrik 5.000 MW dari kes­eluruhan megaproyek tersebut. Ditambah lagi, hutang proyek fast track program tahap I dan II sejak tahun 2010 sebesar 7.000 MW.

Sebelumnya, dalam rencana aw­al, PLN ditugaskan membangun pembangkit berkapasitas 10.000 MW dari total 35.000 MW. Per­seroan juga diminta membangun jaringan distribusi dan transmisi di seluruh daerah. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya