Berita

ilustrasi/net

Bisnis

PT Timah Operasikan Smelter di Kawasan Industri Babel

Genjot Produksi Logam Mineral
RABU, 29 JULI 2015 | 08:55 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

PT Timah Tbk akan mengoperasikan smelter baru untuk meningkatkan produksi logam mineral. Perusahaan pengelolaan timah milik negara ini menargetkan produksi logam mineral tanah jarang atau rare earth di Bangka Belitung (Babel) mencapai 50 kilogram per hari.

Sekretaris Perusahaan Timah Agung Nugroho menuturkan, proyek penambangan tanah jarang ini akan dilakukan di Kawasan Industri Tanjung Ular, Babel, seluas 110 hektar.

"Saat ini masih dalam proses finalisasi, dan diharapkan pada bulan depan akan menghasilkan logam mineral tanah jarang," kata Agung dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, kemarin.


Direktur Utama Timah Sukrisno menambahkan, peningkatan kapasitas pabrik untuk peningkatan produksi akan dilakukan setelah perseroan mendapat kepastian kegiatan operasional pabrik pengolahan tanah jarang yang sudah ada berjalan lancar.

"Juni, baru tahap commisioning (uji coba produksi). Setelah semuanya berjalan lancar dan tidak ada penyempurnaan lagi, maka kami berencana menambah kapasitas," kata Sukrisno.

Namun, ia belum bisa memastikan waktu dan besaran investasi dari rencana peningkatan kapasitas produksi tersebut. Pasalnya, hingga saat ini belum dibuat rencana desainnya.

Dia hanya menjelaskan lahan seluas 110 hektare di kawasan industri Tanjung Ular sudah tersedia untuk pabrik tersebut.

"Sekarang masih mini plant. Nanti kami buat pabrik yang lebih besar lagi," jelasnya.

Logam mineral tanah jarang yang merupakan hasil pemurnian timah batangan atau disebut tin slag memiliki daya jual tinggi. Potensi nilai yang akan didapatkan dari penambangan tanah jarang untuk mengambil unsur-unsur seperti thorium, yang selama ini dimanfaatkan industri elektronik, seperti komponen dalam ponsel hingga televisi.

Sebelumnya, PT Timah mengundurkan diri dari pengelolaan tambang eks kontrak karya PT Koba Tin di Bangka Belitung. Hal tersebut, terjadi lantaran tiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), di Bangka Belitung belum mencapai kesepakatan mengenai porsi kepemilikan di konsorsium yang akan dibentuk.

"BUMD tidak selesai-selesai (terkait porsi kepemilikan di konsorsium). Ngapain kami terlibat dalam konflik seperti itu. Lebih baik kami mundur biar mereka lebih leluasa," ujar Sukrisno.

Dalam konsorsium itu, PT Timah mendapatkan porsi 40 persen, dan 60 persen untuk ketiga BUMD tersebut. Hanya saja tiga BUMD itu belum mencapai kata sepakat dalam menentukan porsi dari 60 persen. Dengan mundurnya Timah, BUMD tersebut bisa memiliki keleluasaan dalam menentukan porsi kepemilikan.

Perusahaan pengelolaan timah milik negara ini membukukan pendapatan Rp 2,75 triliun atau meningkat 7,69 persen pada semester pertama tahun ini. Angka ini naik dibandingk periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,55 triliun. Produksi bijih timah naik 40,89 persen menjadi 14.352 ton dibanding tahun sebelumnya. Dengan adanya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32 Tahun 2013 mengenai sistem ekspor satu pintu dengan berbagai persyaratan, PT Timah yakin berkontribusi positif bagi bisnis perseroan ke depan. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya