PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana membangun 2.000 menara pemancar jaringan telekomunikasi pada tahun ini. Proyek menara baru ini menelan dana mencapai Rp 1,8 triliun.
Anak usaha Telkom Group ini fokus pada meningkatkan rasio sewa dan mempercepat pembangunan menara baru pada 2015. Proses tukang guling saham dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dipastikan tidak mengganggu kinerja.
Investor Relations Telkom Andi Setiawan menuturkan, dana pembangunan menara tersebut, diambil dari kas internal perseroan serta pinjaman perbankan.
"Telkom Group akan melakukan ekspansi penambahan sebanyak 2.000 menara. Pendanaan diambil dari kas internal dan pinjaman eksternal berupa pinjaman dari bank domestik maupun internasional," kata Andi dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, kemarin.
Ia merinci, dari 2.000 menara yang akan dibangun Telkom Grup tersebut, 1.000 menara merupakan menara makro (tiang ganda), sedangkan 1.000 menara mikro (tiang tunggal).
Andi menjelaskan, pembangunan menara baru ini akan menambah jumlah menara perusahaan pelat merah itu. Hingga Juni 2015, Mitratel telah memiliki menara makro dan mikro sebanyak 6.260 menara.
Sementara Direktur Utama Mitratel David Bangun mengatakan, pihaknya menargetkan pengoperasian 1.000 menara sepanjang tahun ini, agar bisa mengoperasikan 6.300 menara pada awal 2016. Jumlah tersebut, di luar tambahan 1.000 menara mikro yang saat ini dicanangkan perseroan.
"Kami targetkan bangun 1.000 menara, atau tumbuh sekitar 20 persen. Kalau ditambah menara mikro atau tiang tunggal sebanyak 1.000 unit, pertumbuhan bisa 40 persen," katanya.
David mengatakan, angka 20 persen tersebut, di atas pertumbuhan rata-rata industri sepanjang 2015 yang diprediksi maksimal 10 persen. Menurutnya, pertumbuhan industri menurun dibandingkan tahun lalu yang di atas 10 persen.
"Penurunan ini terjadi karena operator fokus memasang Base Transceiver Station (BTS) di menara yang sudah ada," ujar David.
Ia juga memastikan, kinerja Mitratel tidak terpengaruh dengan dinamika proses tukar guling saham yang akan dilakukan induk usaha, Telkom dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
"Tukar guling saham ini dipastikan tidak pengaruhi kinerja. Mitratel tetap fokus pada meningkatkan rasio sewa dan mempercepat pembangunan menara baru," ujarnya.
Seperti diketahui, Telkom Group memperpanjang masa perjanjian tukar guling saham dengan Tower Bersama. Kedua perusahaan ini sepakat melanjutkan proses tukar guling tersebut. Padahal, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno telah menyatakan, proses itu sebaiknya dibatalkan sesuai dengan kesepakatan bersama antara Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Telkom. ***