Berita

Bisnis

KISRUH DWELLING TIME

Dicecar Komisi VI, RJ Lino 'Cuci Tangan'

SENIN, 29 JUNI 2015 | 19:27 WIB | LAPORAN:

. Wakil Ketua Komisi VI, Azam Asman Natawijana mencecar Dirut Pelindo II, RJ Lino tentang penyebab lambatnya proses bongkar muat barang atau dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok menjadi lebih lama.

"Durasi yang paling lambat ada di mana? Kalau kapal tak bisa bongkar jadi lambat," tanya Azam dalam Rapat Dengar Pendapat Dengan PT. Pelindo II di Gedung Parlemen DPR RI, Senayan, Jakarta (29/6)

Direktur utama Pelindo II RJ Lino langsung cuci tangan. Kata dia, pihaknya bukanlah pelaku utama lambannya waktu sandar kapal di pelabuhan. Persoalan administrasi yang belum rampung juga jadi kendalanya.


"Selama ini, masalah dwelling time hanya pelabuhan saja yang disalahkan. Sebenarnya isunya ada di dokumen, bukan di bongkar muat kita. Karena kalau dokumen belum beres, ya barang tidak bisa keluar," papar Lino.

Menanggapi permasalahan tersebut, Azam menyarankan jika persoalan lambatnya proses dokumen masih menggunakan hard copy atau dokumen berbentuk berkas, maka untuk mempercepat proses, dokumen berbentuk berkas tersebut diganti menggunakan sistem elektronik.

"Hard copy sumber segala permasalahan, harus memakai elektronik," ujarnya.

Selain memberikan rekomendasi menggolah dokumen menjadi berkas berbentuk elektronik, Azam juga mengkritisi pelayanan satu atap otoritas pelabuhan Tanjung Priok yang tidak bekerja dengan baik terkait lambatnya proses dwelling time.

Menurutnya persoalan tersebut juga menjadi tanggungjawab PT. Pelindo II sebagai operator untuk kapal bertambat serta melakukan bongkar muat barang dan hewan

"Satu atap belum berfungsi dari delapan lembaga, menjadi masalah yang penting di Pelindo," pungkas Azam

Diketahui, otoritas pelabuhan yang ikut bertangung jawab terhadap lambannya proses bongkar muat adalah Badan Karantina Pertanian, Bea Cukai Kementrian Keuangan, Badan Karantina Perikanan dan Kelautan, Kementrian Kesehatan, Kementrian Perdagangan, Kementrian Kesehatan, Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya