Berita

Politik

PMKRI Dukung Parpol-parpol yang Tolak Dana Aspirasi

SENIN, 29 JUNI 2015 | 11:30 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

Organisasi kepemudaan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) turut menentang Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (U2DP) senilai total Rp 11,2 triliun yang diinisiasi oleh DPR. PMKRI sangsi apalagi alasannya untuk pemerataan kesejahteraan dan pemenuhan janji politik ke masyarakat.

Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Lidya Natalia Sartono
mengingatkan, kuota kursi pada setiap dapil berbeda sehingga nilai yang disebut sebagai dana aspirasi akan berbeda pada setiap daerah.

"Dan bukan hal baru jika kita tahu bahwa yang disebut sebagai penyerapan aspirasi itu hanyalah bagi bagi uang kepada rakyat dan tentu saja bukan pendidikan politik yang baik oleh dewan kita, " kritik Lidya melalui pers rilisnya yang diterima redaksi, Senin (29/6).

"Dan bukan hal baru jika kita tahu bahwa yang disebut sebagai penyerapan aspirasi itu hanyalah bagi bagi uang kepada rakyat dan tentu saja bukan pendidikan politik yang baik oleh dewan kita, " kritik Lidya melalui pers rilisnya yang diterima redaksi, Senin (29/6).

Lebih lanjut Lidya mengatakan, demokrasi dalam pengertian sederhana sebagai konsep politik dari, oleh dan untuk rakyat tidak selayaknya diterjemahkan dengan model bagi-bagi uang seperti itu. Tetapi, masih kata dia, bagaimana hak politik dan ekonomi rakyat bisa diperjuangkan dengan cara membuat regulasi yang memproteksi kepentingan rakyat pada wilayah itu.

Menurut dia, model dana aspirasi itu seolah melegalkan transaksi politik. Sebab itulah, masih kata dia, PMKRI mengapresiasi dan mendukung parpol-parpol yang menolak dana aspirasi.

"Siapa lagi kalau bukan partai sebagai alat perbaikan demokrasi yang kita harapkan untuk memperbaiki demokrasi di Indonesia," tegas Lidya seraya menginformasikan bawa PMKRI akan melakukan konsolidasi mendukung sikap Fraksi Nasdem dan Koalisi Indonesia Hebat.  

"Bagi kami, sudah saatnya DPR kita dibenahi dari perilaku pemborosan yang selama ini sudah jadi kebiasaan," tutupnya.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya