Berita

jokowi/net

Politikus Nasdem: Reshuffle Jangan Terjebak Dikotomi Politik!

KAMIS, 25 JUNI 2015 | 10:51 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Tidak ada jaminan seseorang dari partai politik atau non-parpol yang kerap diasosiasikan sebagai kalangan profesional, bakal lebih unggul atau lebih buruk kinerjanya ketika menduduki posisi menteri. Bahkan munculnya pandangan bernuansa dikotomi politik, justru merugikan dan menutup ruang bagi terpilihnya anak-anak bangsa yang berpotensi memberikan pengabdian terbaiknya.

Demikian disampaikan politisi Partai NasDem Despen Ompusunggu. Despen pun mengingatkan, reshuffle kabinet tidak terjebak pada dikotomi politik yang cenderung mempertentangkan perbedaan asal-muasal atau basis politik seseorang, baik terhadap menteri yang bakal terkena reshuffle atau calon menteri yang akan dipercaya Presiden Jokowi menduduki posisi menteri di kabinet.

"Tentu saja masalah integritas dan kepribadian yang baik, harus menjadi pertimbangan utama Presiden Jokowi dalam memilih menteri sebagai pembantunya dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, disamping punya loyalitas tunggal terhadap visi dan misi presiden," tandas Despen beberapa saat lalu (Kamis, 25/6).


Menurut Fungsionaris DPP Partai NasDem ini, sangat penting bagi Presiden Jokowi untuk menggunakan hak prerogatifnya secara penuh dan luas, agar lebih leluasa serta objektif memilih, maupun dalam hal menempatkan seseorang dengan menggunakan prinsip the right man in the right place. Namun hal itu bukan karena tekanan atau sekedar transaksi politik pragmatis, hingga berakibat fatal terhadap kinerja.

Memang harus diakui, Presiden Jokowi juga tak bisa menafikan keberadaan partai politik pendukungnya ketika melakukan reshuffle kabinet, mengingat pemerintah membutuhkan dukungan politik dari DPR dalam menjalankan programnya mensejahterakan rakyat, sebagaimana juga disyaratkan konstitusi, terkait peran dan fungsi DPR itu sendiri.

"Untuk itu, perlu kalkulasi politik yang matang ketika melakukan reshuffle kabinet, termasuk sebisa mungkin menghindarkan blunder politik yang kemudian bisa berdampak buruk bagi kinerja Presiden Jokowi dalam menyelenggarakan pemerintahan, guna mewujudkan janjinya mensejahterakan rakyat," demikian Despen. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya