Berita

Pertahanan

Korban: Kasus Kuda Tuli Sudah Selesai

SELASA, 23 JUNI 2015 | 22:54 WIB | LAPORAN:

Penyerangan kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat atau yang dikenal dengan tragedi Dua Puluh Tujuh Juli tahun 1996 (Kuda Tuli) kerap dipolitisir. Padahal keluarga korban, baik yang dipenjara maupun yang luka-luka sudah menganggapnya selesai.

Demikian disampaikan salah satu korban tragedi tersebut, Ahmad Fikri kepada media di Jakarta, Selasa (23/6).

"Saat itu Sutiyoso memang jabatannya Pangdam Jaya yang bertanggung jawab terhadap stabilitas ibukota. Itu kita paham sebagai korban. Tapi jangan lupa di atasnya ada dua (orang) yang paling bertanggung jawab, ada Panglima (saat itu Feisal Tandjung) dan Presiden Suharto," kata Fikri kini menjadi aktivis sekaligus simpatisan PDIP.


Atas dasar itu, korban 27 Juli kata Fikri, mengaku kasus tersebut sudah selesai. Ditambah lagi, PDIP di bawah Megawati Soekarnoputri dan Sutiyoso saat menjadi Gubernur DKI Jakarta sudah memberikan kompensasi kepada keluarga korban 27 Juli berupa modal usaha di kampung halaman masing-masing.

Di tempat yang sama, korban 27 Juli lainnya, Syafti hidayat, mengaku dirinya bersama Posko Pemuda Mahasiwa saat itu terpanggil ke kantor DPP PDIP bukan karena permintaan Megawati selaku ketua umum. Aktivis saat itu merasa terpanggil untuk melawan rezim Orde Baru yang menempatkan Megawati sebagai simbol perlawanan otoritarianisme.

"Kalau tidak ada bang Yos, ya waktu itu rezim Suharto tak akan turun dan Megawati serta PDIP tidak bisa besar," kata Syafti yang tergabung di relawan Bara JP itu.

Pun demikian dikatakan saksi mata kasus 27 Juli lainnya yang merupakat aktivis Forkot Mangapul Silalahi. Menurut Mangapul, Sutiyoso dan beberapa perwira tinggi TNI Angkatan Darat ketika itu, berada di balik perlawanan terhadap Soeharto.

Mangapul mengaku sepakat dengan pernyataan staf Kepala Presiden Beathor Suryadi belum lama ini yang mengatakan kelompok Sutiyoso ini pada masa-masa itu aktif menggalang pertemuan dengan melibatkan tokoh-tokoh sipil untuk menggulingkan Soeharto.

Bahkan Sutiyoso dengan tegas mengatakan dirinya siap pasang badan dan bertanggung jawab demi mengakhiri kekusaan Soeharto.

"Sutiyoso selalu mendaptkan posisi strategis setiap kali PDIP berkuasa. Jadi hentikan politisasi 27 Juli," demikian Mangapul.[dem]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya