Berita

bang sani/net

PKS: Bagaimana Warga Mau Bahagia Bila Jakarta Masih Macet, Kumuh dan Kotor

SELASA, 23 JUNI 2015 | 06:29 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 yang belum lama ini dilansir menunjukan Indeks Kebahagiaan Penduduk Jakarta sebesar 69,21.

Angka ini berada di bawah beberapa provinsi yang memiliki Indeks Kebahagiaan yang lebih tinggi dengan tiga teratas adalah Riau dengan Indeks 72,42, Maluku 72,12 dan Kalimantan Timur 71,46.

Menurut Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana, angka ini menunjukkan bahwa aspek ekonomi bukan merupakan variabel utama penentu kebahagiaan. Sebab di sisi lain, memasuki usia yang ke 488, Provinsi DKI Jakarta semakin memunculkan beragam fenomena kota metropolitan dan ibukota sebuah negara berkembang dengan gedung pencakar langit, pusat hiburan, gemerlap malam dan pembangunan transportasi massal modern seperti MRT dan LRT.


"Ini sebabnya indeks kebahagiaan juga disebut beyond GDP karena diukur bukan hanya berdasarkan tingkat ekonomi suatu wilayah," ungkap Sani, demikian Triwisaksana disapa.

Di sisi lain, lanjut Sani, Jakarta juga masih mengalami problem serius seperti kemacetan, banjir, kemiskinan dan pemukiman padat dan kumuh, serta kriminalitas yang semakin tinggi juga menyebabkan rendahnya indeks kebahagiaan di DKI Jakarta.

"Bagaimana bisa indeks kebahagiaan tinggi kalau mau kemana-mana macet, kriminalitas tinggi, lingkungannya kumuh dan kotor," ungkap politikus PKS asal daerah pemilihan Jakarta Selatan VII ini.
 
Masih menurut Sani, tingkat kepuasan yang rendah dibidang pendidikan, pendapatan dan pekerjaan juga menyebabkan rendahnya tingkat kebahagiaan di DKI Jakarta. Hal ini tentu harus menjadi perhatian Pemda DKI Jakarta, karena ketiga indikator ini sangat lekat dengan kebijakan pemerintah.

"Pelayanan pendidikan yang belum memuaskan, pendapatan yang rendah dan sulitnya mencari pekerjaan juga mempengaruhi indeks kebahagiaan di Jakarta, ini tentunya sangat dipengaruhi kebijakan pemerintah," demikian Sani. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya