Berita

Pertahanan

5 Alasan Sutiyoso Tak Layak Pimpin BIN

RABU, 17 JUNI 2015 | 05:46 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Aliansi Masyarakat untuk Reformasi Intelijen mendesak Presiden Jokowi menarik kembali pencalonan Sutiyoso sebagai Kepala BIN. Setidaknya ada lima kelemahan yang dimiliki oleh Sutiyoso untuk bisa menakhodai lembaga telik sandi.

"Pertama, sebagai ketum PKPI, posisi Sutiyoso menjadi sangat hitam putih dan afiliatif. BIN merupakan lembaga yang memiliki kerahasiaan tinggi dan seharusnya lepas dari intervensi politik, apalagi yang berbau partai," ujar Jurubicara Aliansi Masyarakat untuk Reformasi Intelijen, Muhamad Adnan kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (16/5).

Alasan kedua, Sutiyoso berstatus tersangka. Sutiyoso ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyerbuan kantor DPP PDI pimpinan Megawati pada tahun 1996. Saat peristiwa yang dikenal sebagai Kudeta Dua Puluh Tujuh Juli (Kudatuli) itu terjadi, Sutiyoso menjabat Pangdam Jakarta Raya.

Ketiga, dari segi usia, Sutiyoso saat ini sudah masuk usia 71 tahun yang berarti secara produktivitas sudah sangat jauh berkurang. Padahal, menurut Adnan, beban pekerjaan BIN sangat besar menghadapi situasi pertahanan dan keamanan yang saat ini begitu kompleks.

"Perang asimetris yang menjadi ciri peperangan kontemporer hanya akan melumat Indonesia jika institusi BIN dipimpin orang yang tidak produktif seperti Sutiyoso," katanya.

Alasan keempat, kata dia, Sutiyoso disebut-sebut terlibat kasus Balibo. Pada Mei 2007, saat berkunjung ke negara bagian Australia, New South Wales, kepolisian negeri kanguru mendatangi Sutiyoso dengan maksud meminta dia hadir keesokan harinya di Pengadilan New South Wales. Sutiyoso hendak diperiksa terkait peristiwa pembunuhan lima wartawan Australia yang terjadi pada tahun 1975 atau yang dikenal dengan kasus Balibo.

Kelima, kapasitas Sutiyoso meragukan. Boleh saja Sutiyoso mantan intelijen Kopassus tapi kehebatannya untuk saat ini patut disanksikan. Pemahaman Sutiyoso mengenai dunia intelijen tidak up to date.

"Karena itulah, Presiden Jokowi hendaknya mempertimbangkan berbagai faktor baik usia, kapasitas, rekam jejak hinga paradigma yang akan diusung seorang calon Kepala BIN. Kapasitas Sutiyoso sebagai prajurit sesungguhnya lebih tepat sebagai jenderal lapangan yang memiliki kemampuan tempur, bukan sosok intelijen handal," tukas Adnan.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri Masih 41,7 Persen, Ini PR Buat Kemenperin

Rabu, 09 Oktober 2024 | 12:01

Gibran Puji Makan Bergizi Gratis di Jakarta Paling Mewah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:56

Netanyahu: Israel Sukses Bunuh Dua Calon Penerus Hizbullah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:50

Gibran Ngaku Ikut Nyusun Kabinet: Hampir 100 Persen Rampung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:47

Jokowi Dipastikan Hadiri Acara Pisah Sambut di Istana

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:39

Mampu Merawat Kerukunan, Warga Kota Bekasi Puas dengan Kerja Tri Adhianto

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Turki Kenakan Tarif Tambahan 40 Persen untuk Kendaraan Tiongkok, Beijing Ngadu ke WTO

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Dasco Kasih Bocoran Maman Abdurrahman Calon Menteri UMKM

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:31

Maroko Dianugerahi World Book Capital UNESCO 2026

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:27

Heru Budi Bareng Gibran Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMAN 70

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:20

Selengkapnya