Berita

Bisnis

Menperin Saleh Husin: Produksi Rayon Perkuat Hulu Industri Garmen

JUMAT, 12 JUNI 2015 | 13:14 WIB | LAPORAN:

Ekspansi pabrikan garmen membangun pabrik serat rayon (kapas sintetik) diyakini menjadi solusi menekan impor. Selain itu, struktur industri akan semakin kuat karena kebutuhan bahan baku dapat dipenuhi dari dalam negeri.

"Mereka agresif masuk ke rayon dan ini bentuk pasti upaya mengurangi impor. Bukan hanya menghemat devisa tapi juga membuat kita mandiri," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat mengunjungi proyek pembangunan pabrik PT Rayon Utama Makmur (RUM) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (11/7).

RUM merupakan anak perusahaan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang berlokasi di Plesan, Nguter, Sukoharjo, sekitar 15 km dari kota Surakarta. Serat rayon atau lebih dikenal dengan sebutan rayon atau kapas sintetik ini akan memasok kebutuhan lini utama Sritex yaitu garmen.

Menurut Menperin, produksi rayon melengkapi alur industri garmen daru hulu ke hilir. Apalagi, Sritex bakal memiliki perkebunan Eucalyptus sendiri di Kalimantan sebagai bahan baku pulp yang selanjutnya diolah menjadi rayon.

Presiden Direktur Sritex Iwan Setiawan Lukminto mengatakan, perusahaannya mengincar peningkatan kapasitas produksi garmen sekaligus memasok bahan baku sendiri. Selama ini, Sritex harus mengimpor sekitar 50-60 persen kebutuhan rayon.

"Tujuan yang lebih luas, pabrik ini demi ketahanan sandang kita. Secara bertahap, kita kurangi ketergantungan dari luar negeri," lanjut Iwan pada kesempatan yang sama.

Sritex membangun dua unit pabrik rayon di lahan seluas 60 hektare. Unit pertama yang berkapasitas 80 ribu ton per tahun ditargetkan rampung pada Desember 2015 dan selanjutnya akan disusul pembangunan unit kedua. Total kapasitas kedua pabrik akan mencapai 120 ribu ton per tahun. Sedangkan toal investasi yang disiapkan Sritex adalah sebesar USD 300 juta.

Serat rayon merupakan bahan baku benang dan dikirim ke pabrik garmen Sritex yang berjarak sekitar 5 km dari pabrik rayon. Selama ini Sritex telah kondang hingga ke mancanegara dalam hal kemampuannya memproduksi seragam militer untuk pasukan elit negara Indonesia, negara-negara Eropa hingga pasukan NATO. [did]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya