Berita

Dua Dosa Sutiyoso Menurut Allan Nairn

KAMIS, 11 JUNI 2015 | 19:53 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Penunjukkan Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN oleh Presiden Jokowi terus disorot. Jika banyak pihak mengaitkan Sutiyoso dengan kasus Kuda Tuli, jurnalis investigasi asal Amerika Serikat Allan Nairn menyebut mantan Wandanjen Kopassus itu terlibat kejahatan dalam dua kasus lainnya.

"Wartawan Balibo dieksekusi oleh orang-orang Sutiyoso," kata Allan dalam akun twitternya @AllanNairn14 beberapa waktu lalu (Kamis, 11/6).

Kasus Balibo terjadi pada tanggal 16 Oktober 1975. Allan melampirkan link sejumlah arsip berita terkait catatan kasus Balibo dan kaitannya dengan Sutiyoso. Salah satu link yang dia lampirkan adalah link soal artikel yang dimuat di Canberra Times pada 14 Juli 2007 lalu. Artikel yang diarsipkan di situs East Timor and Indonesia Action Network (ETAN) itu mengangkat judul CT Exclusive: Sutiyoso 'Led Torture in Timor'.


Allan pun menyebut bahwa Sutiyoso pernah berupaya menghindari kasus Balibo saat di Australia pada tahun 2007 lalu.

"Jenderal Sutiyoso kabur dari Australia pada tahun '07 untuk menghindari pertanyaan soal pembunuhan 5 jurnalis (di Balibo)," sambung Allan.

Selain itu, menurut Allan, Sutiyoso terlibat dugaan penggunaan kekerasan untuk membersihkan wilayah kumuh Jakarta saat ia menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Dalam kicauan selanjutnya ia pun melampirkan laporan dari Human Right Watch (HRW) yang dirilis pada September 2006. Lampiran laporan HRW setebal 115 halaman itu berjudul "Condemned Communities, Forced Evictions in Jakarta".

Secara garis besar, laporan tersebut berisi ulasan soal penggunaan kekuatan yang berlebih oleh pemerintah Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Sutiyoso untuk membersihkan daerah kumuh perkotaan.

"Sutiyoso menggunakan preman Forum Betawi Rempug (FBR) untuk mengusir warga miskin Jakarta. Sekarang Jokowi ingin mengangkatnya sebagai kepala BIN," kicaunya.

Sebagai informasi, Allan Nairn merupakan seorang jurnalis investigasi asal negeri Paman Sam yang fokus menulis soal kebijakan luar negeri Amerika Serikat di negara-negara seperti Haiti, Guatemala, Indonesia, dan Timor Timur.

Pada tahun 1993, ia pernah menerima penghargaan Memorial Prize Pertama Robert F. Kennedy untuk Radio Internasional karena peliputan di Timor Timur.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya