Prof.Dr. Rizal Djalil/net
Prof.Dr. Rizal Djalil/net
Menurut Anggota BPK biÂdang sumber daya alam (SDA) dan infrastruktur, Profesor. Dr. Rizal Djalil, di saat penerimaan pajak belum maksimal, ternyata masih ada piutang Negara dalam bentuk PNBP yang juga belum berhasil dipungut.
Bekas anggota Komisi Keuangan dan BUMN DPR dan penulis 5 buku ini, menjelaskan, ternyata ada Rp 24 triliun dana pemerintah masih tertahan pada pihak tertentu. Berikut penuturan Rizal seusai menemui Presiden, di Istana Bogor, kepada Rakyat Merdeka, akhir pekan lalu.
Dalam bentuk apa uang peÂmerintah yang masih tertahan tersebut?
Lebih tepat disebut piutang para pihak terkait PNBP minerba dan kehutanan.
Rinciannya seperti apa?
PNBP yang belum terpungut berada di Kementerian ESDM sebesar Rp 21.5 triliun dan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rp 2,5 triliun.
Terkait apa piutang tersebut?
Royalti minerba dan provisi sumber daya hutan, dan lain-lain.
Mengapa sampai tidak terÂpungut?
Ya, macam-macam lah, antara lain mekanisme monitoring yang masih lemah, organisasi unit, yang bertanggung jawab sebaiknya ditingkatkan, eselon yang lebih tinggi, beri reward yang mencapai target, ada peÂrusahaan tertentu yang belum taat asas, dan khusus di bidang kehutanan, pengusaha besar enggan membayar penggantian nilai tegakan.
Bisa dirinci perusahaan bandel tersebut?
Ya, datanya ada semua di saya. Kami diberi amanah oleh Konstitusi Negara untuk memeriksa, saya juga sudah berkoordinasi dengan teman-teman penegak hukum untuk mendorong tertagihnya uang negara tersebut.
Yang penting, Anda dan publik harus tahu bahwa yang baru kami periksa hanya 17 persen dari semua perusahaan yang wajib bayar. Ke depan, ini akan menjadi fokus kami.
Berarti potensi utang PNBP yang belum tertagih sangat besar?
Yes sir! Bayangkan, kalau uang Rp 24 triliun itu kita deÂpositokan: hasilnya kita bisa mengurus dan melayani kaum dhuafa terutama anak yatim dan para janda yang notabene menÂjadi tanggung jawab kita semua dan Negara. Bayangkan kalau piutang PNBP semua yang terÂtunggak (termasuk yang belum kami periksa) sudah masuk ke kas Negara, maka akan banyak proyek pembangunan yang dapat dikerjakan, termasuk inÂfrastruktur.
Apakah Anda melihat ada pembiaran?
Saya hanya ingin mengataÂkan, pembantu presiden harus kreatif dan berani membuat action plan, dan melaksanaÂkannya! Jadi jangan semua dikembalikan ke Presiden, itu tugas para Menteri! Dan mereka bertanggung jawab di bidangnya masing-masing. Tapi, saya yakin para menteri ingin semua agenda Kabinet Kerja tercapai. Kita tunggu dan kita bantu! ***
Populer
Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35
Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26
Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07
UPDATE
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
Senin, 22 Desember 2025 | 17:44
Senin, 22 Desember 2025 | 17:42
Senin, 22 Desember 2025 | 17:38
Senin, 22 Desember 2025 | 17:26
Senin, 22 Desember 2025 | 17:24
Senin, 22 Desember 2025 | 17:10
Senin, 22 Desember 2025 | 17:09
Senin, 22 Desember 2025 | 17:02
Senin, 22 Desember 2025 | 17:02