Berita

hardini pusparini/net

Bisnis

Empat Cara HIPMI Dukung Pemerintah Memperbaiki Tata Kelola Pangan Nasional

RABU, 03 JUNI 2015 | 22:49 WIB | LAPORAN:

. Ada empat cara yang akan dilakukan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk mendukung pemerintah dalam memperbaiki tata kelola pangan nasional.

Pertama, menurut Ketua Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Hardini Puspasari, pihaknya akan berperan besar dalam menjaga stabilitas harga komoditas bahan makanan Indonesia.  

Pada bagian ini, terang dia, pihaknya akan mendorong setiap pengurus HIPMI daerah untuk mengembangkan lini bisnis anggotanya pada sektor bahan makanan.  Sehingga dalam waktu 3 bulan ke depan dapat mendukung ketercukupan pasokan bahan makanan di daerah bahkan nasional. Diantaranya, kata dia, beras, cabai, ikan, telur ayam ras, dan ayam ras.


"Rasanya tidak masuk akal kalau harga cabai bisa mendongkrak inflasi Mei 2015 seperti laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Padahal cabai bisa tumbuh di banyak daerah Indonesia. Tapi intinya, HIPMI akan mendorong anggota untuk mengembangkan komoditas bahan makanan yang menjadi kebutuhan masyarakat, seperti juga beras yang bisa panen dalam waktu setiap 3 bulan sekali. Jadi ada peluang bisnis dan investasi di semua komoditas itu," jelas Dini dalam keterangan tertulis yang dikirim ke redaksi, Rabu (3/6).

Langkah selanjutnya, kata dia, HIPMI akan mendukung peningkatan kapasitas produksi komoditas bahan makanan tersebut. Semua sangat bergantung dari teknologi dan pupuk yang digunakan petani.

Karena itu, HIPMI dapat memanfaatkan bantuan pupuk subsidi pemerintah untuk menurunkan biaya, dengan mengajukan bantuan pupuk kepada pemerintah setempat. Selain itu, penggunaan teknologi harus dilakukan dalam mengelola komoditas-komoditas tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi sesuai target.

Ketiga, lanjut dia, kapasitas bahan makanan yang besar tentu membutuhkan moda transportasi sebagai angkutan distribusinya. Pada bagian ini, katanya, HIPMI akan mendorong anggota untuk mengembangkan moda transportasi bagi kebutuhan distribusi bahan makanan ke daerah sekitar. Sehingga bisa memangkas biaya distribusi yang selama ini sangat membebani masyarakat.

"Ketika bahan makanan tercukupi di suatu daerah, maka tidak perlu lagi daerah itu mengimpor dari daerah lainnya. Akibatnya, biaya distribusi dipastikan rendah, sehingga menurunkan harga bahan makanan saat diterima masyarakat. Jadi sangat efektif menjaga inflas," urai Dini.

Terakhir, mendorong sektor UKM anggota HIPMI di daerah sekitar untuk menerima hasil panen dari komoditas bahan makanan tersebut. Sehingga bisa meningkatkan upaya pengelolaan UKM di banyak daerah, khususnya yang fokus dalam menjaga tingkat inflasi bahan makanan.

"Intinya, Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM BPP HIPPI akan menggerakkan seluruh sektor komoditas bahan makanan dalam satu rangkaian kerja produksi hingga distribusi kepada masyarakat. Apalagi menjelang Bulan Ramadhan yang segera tiba, perlu dipastikan pasokan hingga jalur distribusi terjaga aman. Meski demikian, HIPMI tentu sangat mengharapkan dukungan dan keberpihakan pemerintah agar perbaikan tata kelola pangan nasional melalui program HIPMI, terwujud sesuai harapan," urai Dini.

Dini menambahkan, melalui program-program unggulan tersebut HIPMI optimistis mampu berkontribusi sebanyak 20-30 persen pasokan bahan makanan masyarakat di seluruh Indonesia. Sementara itu, pada tingkat inflasi diperkirakan mampu menekan 0,2-0,5 persen dari total inflasi nasional. Sehingga secara total, program unggulan tersebut mampu berkontribusi pada perekonomian nasional hingga 0,2-0,3 persen serta sekitar 0,7-1 persen perekonomian daerah setempat. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya