Berita

Pertahanan

BENTROK KOPASSUS-TNI AU

Menhan Kumpulkan Para Kepala Staf

RABU, 03 JUNI 2015 | 17:59 WIB | LAPORAN:

. Menteri Pertahanan, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Riyacudu mengecam keras insiden antara sejumlah anggota Koppasus dengan aparat TNI-AU  di tempat keramaian di Sukoharjo, Jateng yang terjadi belum lama ini.
 
Menurut dia, kejadian itu bisa terjadi salah satunya karena kurangnya pengawasan komandan. Karena itu, diapun berencana mengumpulkan para kepala staf TNI dari berbagai satuan agar peristiwa serupa tidak berulang.

"Kita akan kumpulkan para kepala staf, kita kaji lagi situasi agar tidak terus berulang," kata Menhan Ryamizard Riyacudu dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Rabu (3/6).

Dia juga menegaskan, semasa menjadi prajurit TNI-AD memimpin  peleton, kompi, batalion, komandan divisi sampai dengan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI-AD, tidak ada anggotanya yang terlibat perkelahian.

"Di militer itu hukumnya lebih berat, ini masalah pembinaan saja," imbuhnya.

Dia jelaskan, untuk menentukan siapa yang bersalah dalam insiden tersebut, tidak bisa menyimpulkan dengan cepat. Karena, penyidikan masih dilakukan. Namun, Menhan menegaskan, paradigma tentara itu sudah berubah.

"Tentara itu bukan tukang jagal, bunuh membunuh. Tentara itu, berada di depan buat masalah-masalah kemanusiaan, seperti bencana alam, penanggulangan penyakit, menangani teroris yang melawan kemanusiaan," terangnya.

Karena itu, Menhan menegaskan, kementriannya akan menertibkan dulu ke dalam ke satuan-satuan militer yang ada dalam berperilaku sesuai dengan perubahan yang ada.

"Masak kita mau bilang tentara nanti pelopor damai, tapi terjadi insiden-insiden seperti ini," katanya. Dia menambahkan, pertemuan juga akan diteruskan setelah dengan para Kepala Staf TNI dengan pihak kepolisian, sehingga semua satuan itu rukun dalam menjaga bangsa. "Kita ini yang menjaga bangsa agar tidak pecah," tandasnya.

Ditambahkannya, prajurit-prajurit yang ada harus selalu siap siaga dan memegang teguh sumpah prajurit dan militer, "Tentara itu harus siap untuk perang, tapi itu dilakukan menjaga kedaulatan negara. Jika situasi damai, tentara pun harus siap melaksanakan misi-misi dan menjaga kesatuan bangsa," pungkasnya. [sam]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya