Berita

PT Pertamina (Persero)

Bisnis

Belum Dapat Izin DPR, Pertamina Ngebet Produksi Pertalite 119 Terminal BBM

Jadi Tempat Pengolahan RON 90
RABU, 03 JUNI 2015 | 09:38 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

PT Pertamina (Persero) terus mengembangkan produk pertalite dengan menyiapkan 119 terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan dijadikan tempat pengolahan dan pencampuran (blending). DPR menyarankan Pertamina fokus dulu kendalikan BBM subsidi.

Vice President Corporate Com­munication Pertamina Wianda Pusponegoro mengungkapkan, saat ini perseroan memiliki se­banyak 190 terminal BBM yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 119 di antaranya akan dimanfaatkan sebagai termi­nal pengolahan Pertalite.

"Proses izin Pertalite hampir rampung, secepatnya kalau bisa Juni dirilis. Perseroan tidak mengeluarkan anggaran lagi untuk Pertalite karena terminal BBM dan segala fasilitas blending-nya sudah ada," kata Wianda kepada Rakyat Merdeka, kemarin.


Ia melanjutkan, produksi bensin dengan RON 90 itu nantinya di­lakukan di 119 terminal BBM yang akan ditunjuk Pertamina. Saat ini, ada 190 terminal blending yang bisa produksi Pertalite di seluruh Indonesia, tapi untuk tahap awal Pertamina hanya se­diakan di SPBU di Jakarta.

"Kita tidak perlu blending di luar, cukup di dalam negeri. Proses produksi lagi dirancang dengan baik. Untuk awal, akan kita pasarkan dulu di DKI Ja­karta," katanya.

Pertamina, kata Wianda, ingin me­lihat lebih dulu respons masyarakat terhadap jenis BBM terbaru ini, sehingga belum akan mem­produksi Pertalite secara massal di seluruh Indonesia.

Wianda mengatakan, pihaknya masih menunggu pengurusan izin niaga, sementara untuk izin spesifikasi sudah dikantongi Pertamina. Terkait kecocokan­nya dengan mesin kendaraan, Pertamina mengklaim bahan bakar ini lebih bagus kualitasnya dibanding Premium RON 88.

"Sekarang tinggal tunggu izin niaganya saja. Kami berharap jangan terlalu lama, karena udah ngomong ke mana-mana tapi belum launching. Pertalite kuali­tasnya di atas premium, tapi har­ganya lebih terjangkau dibanding Pertamax. Ini matching ke semua kendaraan," kata Wianda.

Terkait restu DPR yang masih menggantung, Wianda meyakini DPR akan memberikan izin. Makanya, perseroan melakukan pendekatan lebih lanjut untuk memberi penjelasan kalau hadirnya Pertalite bukan sebagai pengganti premium.

"Kita akan komunikasi lagi agar lebih update progresnya. Kami harapkan ini jadi suatu produk yang dapat diterima se­mua kalangan," harap Wianda.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan belum bisa dipastikan kapan waktu untuk meluncurkan Pertalite ke pasar. "Pertalite sendiri sampai saat ini masih dalam proses pengurusan perizinan. Termasuk uji coba pada kendaraan yang spesifikasi mesin­nya memakai RON 90," jelasnya.

Tidak hanya itu, mengenai infrastruktur juga harus dipersiap­kan, Dwi khawatir jika sudah diluncurkan masyarakat malah kesulitan menemukan BBM jenis baru ini.

Sementara mengenai izin DPR, mantan bos Semen ini menjelaskan, secara legal tidak ada yang mengharuskan pelun­curan BBM baru izin kepada parlemen. Namun, kata Dwi, sebagai perwakilan rakyat harus juga disosialisikan.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi VII DPR bi­dang Energi Sumber Daya Mineral dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Achmad Farial mengatakan, sampai saat ini be­lum ada pembahasan di Komisi VII mengenai izin Pertamina untuk meluncurkan Pertalite.

"Belum ada rapat dan pemba­hasan terkait izin ini. Bisa ditanya ke Ketua Komisi VII Kardaya Warnika apa benar izin sudah diberikan," kata politisi partai Ka­bah ini kepada Rakyat Merdeka.

Ia menyarankan, sebelum me­luncurkan Pertalite, sebaiknya Per­tamina lebih dulu memaksimalkan mengendalikan kebutuhan BBM bersubsidi yang saat ini masih belum berjalan dengan baik.

"Benahi dulu yang dijalankan saat ini. Jangan sampai yang wajib dilewatkan, yang sunah dikejar-kejar," tekannya.

Seperti diketahui, Pertalite merupakan bensin jenis ter­baru dengan RON 90, artinya kualitas bensin ini lebih bagus dibandingkan bensin Premium RON 88. Namun, harganya lebih murah dibandingkan Pertamax RON 92. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya