Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Senayan Kaji Untung Rugi Holding Pelindo & PAL

BUMN Mimpi Jadi Khazanah & Temasek
SENIN, 01 JUNI 2015 | 10:12 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Wacana pembentukan superholding di perusahaan pelat merah yang dilontarkan Presiden Joko Widodo direspons Senayan. Langkah ini dikhawatirkan menimbulkan banyak masalah.
 
BUMN tersebut, di antaranya, PT Pelabuhan Indonesia (Per­sero) I, II, III, dan IV, PT PAL Indonesia (Persero), PT Dok dan Perkapalan (Persero). Na­mun, sebelum holding dilakukan perlu ada transformasi budaya kerja, restrukturisasi perusahaan, pengembangan strategis dan privatisasi.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Dodi Reza Alex meminta pe­merintah lebih dulu melakukan komunikasi dengan DPR terkait rencana peleburan BUMN men­jadi superholding logistik dan kemaritiman tersebut. Pasalnya, banyak aspek yang harus diper­timbangkan, termasuk tujuan utama sinergi BUMN ini.


"Kami akan membahas wa­cana holding dengan Kemente­rian BUMN. Harus jelas tujuan penggabungan ini apa, target dan untung ruginya apa. Kalau lebih banyak ruginya, untuk apa digabung," kata Dodi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Politisi Golkar ini juga kha­watir, holding ini akan memberi­kan efek buruk di antara BUMN itu sendiri. Sebab, tidak semua kinerjanya bagus.

"Contoh, kalau BUMN A kinerjanya bagus, keuangannya bagus, terus digabung dengan BUMN B yang jelek, akan ada sentimen dan rasa dirugikan. Belum lagi, kalau nanti kinerja yang bagus malah menjadi bu­ruk. Karena itu, pemerintah harus benar-benar melakukan perencanaan yang matang terkait rencana ini," tegasnya.

Sementara Direktur Utama Pelindo II (Persero) Richard Joost Lino menyambut baik rencana Jokowi menggabungkan BUMN ini. Ia menilai, peng­gabungan ini merupakan lang­kah yang bagus untuk mengelola pelabuhan secara nasional.

Pembenahan yang dilakukan­nya bisa berjalan secara bersa­maan dan bisa menguntungkan pelabuhan-pelabuhan di daerah, terlebih dengan program tol laut yang dirancang oleh pemerintah.

"Saya rasa itu bagus. Misalnya, Tanjung Priok kita benahi, tapi Belawan tidak beres kan susah. Kalau di bawah satu holding, semua harus dibereskan secara bersamaan," katanya.

Namun, ia menyarankan tidak hanya pelabuhan yang digabung, usaha-usaha lain terkait kemariti­man dan logistik juga bisa disatu­kan sebagai langkah efisiensi.

"Walau digabung, nantinya tetap harus dibuat bisnis lain. Con­toh, ada PT Terminal Petikemas, itu seluruh Indonesia digabung jadi satu. Itu kalau digabung­kan volumenya jadi nomor 5 di dunia," jelasnya.

Untuk yang memegang po­sisi puncak kata Lino, merupa­kan keputusan dari pemerintah. Meskipun sebenarnya secara aset, Pelindo adalah yang terbe­sar dibandingkan lainnya.

"Tergantung pemerintah, tapi kalau dilihat secara aset kita paling gede, dibandingkan yang lain," tukasnya.

Di tempat terpisah, Presiden Jokowi mengaku masih melaku­kan konsolidasi dengan pihak-terkait termasuk penghintungan untuk dan rugi dengan pemben­tukan holding BUMN ini.

"Kita harus lihat untung dan ruginya. Kita perlu holding atau hanya konsolidasi dan sinergi antar BUMN. Yang jelas, sistem­nya harus satu," tegas Jokowi.

Integrasi sistem secara nasional bagi seluruh pelabuhan di Tanah Air, sambungnya, dapat menu­runkan biaya logistik hingga 30-50 persen. Sehingga, produk dalam negeri akan lebih murah dan daya saing barang ekspor akan meningkat. Persaingan di pasar internasional juga bakal berdampak positif pada pereko­nomian di dalam negeri.

Jokowi memberi contoh salah satu BUMN yang membentuk holding PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). BUMN tersebut, sukses membangun semen menjadi satu.

"BUMN kita perlu membangun kerja sama guna membangun su­perholding dan bisa holdingisasi. Kita lihat satu saja PT Semen Indonesia, setelah holding Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa digabung jadi satu, mereka bisa bangun pabrik di mana-mana aset bertambah dan bisa ekspansi ke luar negeri," tegasnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan hal yang sama. Menurut dia, holding ini bisa menjadikan BUMN lebih besar, lebih kuat dan lebih lincah untuk mendorong pembangunan nasional. Dengan holding ini, BUMN dalam negeri dapat menyaingi BUMN sekelas Temasek asal Singapura maupun Khazanah asal Malaysia.

"Perlu dilakukan restrukturi­sasi yang komprehensif, kepada penguatan internal, perbaikan organisasi perusahaan sebelum dibentuk holding tersebut," kata Sofyan. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya