. Plt Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiequrachman Ruki mempersilakan Walikota Surabaya Tri Rismaharini untuk maju menjadi komisioner. Nama Tri Risma disebut pengamat Populi Center, Nico Harjanto, layak menjadi pimpinan komisi antirasuah itu.
Dihubungi redaksi tadi pagi (Senin, 25/5), sekalipun mempersilakan, Ruki tak mau mengomentari kapabilitas Risma.
"Saya tidak berkomentar deh. Silahkan saja. Kita ikuti aturan main yang ditetapkan undang-undangnya saja," ujar Ruki.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Pimpinan KPK Indriyanto Seno Adji juga tidak mau mengomentari Risma.
Indriyanto menegaskan, dirinya tidak memberikan perbedaan status antara calon pimpinan KPK. Bukan pula pada kepopularitasan seseorang.
"Tapi semua ini harus berpijak pada pemahaman praktis dan akademis, khususnya terhadap soal hukum beserta segala kompleksitasnya," kata Indriyanto kepada redaksi, semalam.
Kelembagaan negara KPK yang kewenangannya extraordinary, sangat berbeda dengan jabatan kenegaraan lainnya.
"Diperlukan sikap keras, elegan dengan kemampuan leluasa, integritas tinggi, kejujuran etika dan bukan kemunafikan sikap dengan Role Model yang diterima Publik dan negara ini," terangnya.
Syarat lainnya, keberanian. Keberanian mutlak harus dimiliki seorang petinggi KPK. Para pimpinan baru KPK di jilid IV nanti diminta tak boleh takut terhadap kriminalisasi.
"Saya cancer (sakit kanker) saja tidak takut mati, apalagi kriminalisasi," tegasnya.
Sekalipun begitu, Indriyanto tak berniat mendaftarkan diri dalam seleksi pimpinan KPK Jilid IV. Dia masih mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.
"Saya saja mikir hidup saya sampai Desember atau enggak, latest stage saya," bebernya.
Dilansir dari
JPNN, Risma sendiri mengaku tidak tertarik untuk menjadi pimpinan lembaga antirasuah itu.
"Hahaha, onok onok ae koen iku (ada-ada saja kamu itu)," ujar Risma terbahak.
Risma tak tertarik mengisi posisi di komisi antirasuah itu lantaran dua hal. Pertama, takut lantaran KPK banyak musuh.
"Masya Allah, enggak ae. Emoh dadi ketua KPK musuhne akeh," seloroh Risma disambut tawa wartawan, Minggu (24/5).
Alasan Risma yang kedua, membuat wartawan makin ngakak. Bagaimana tidak, Risma mengaku tak paham cara mengaudit.
"Nggak lah, nggak iso aku, aku ora ngerti audit-audit ngunu iku," seloroh Risma lagi.
[sam]