Berita

Pertahanan

Bom Kapal Ilegal, Menteri Susi Dikecam Arogan dan Bodoh

KAMIS, 21 MEI 2015 | 12:56 WIB | LAPORAN:

Kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menenggelamkan kapal illegal fishing dengan cara dibom menuai kritik tajam dari kalangan politisi Senayan. Aksi bom itu dinilai sangat tidak tepat, arogan dan bodoh.

Seperti diketahui, Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Asep Burhanuddin didampingi Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Darwanto dan Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Pol Wilmar Marpaung, kemarin (Rabu, 20/5) memimpin penenggelaman 41 kapal tangkapan di beberapa daerah, seperti Pontianak, Belawan, Idi, dan Ranai. Penenggelaman dilakukan dengan cara meledakkan kapal di tengah laut.

Bambang Haryo, anggota Komisi VI Fraksi Gerindra DPR RI, mengatakan Kebijakan Menteri Susi ini tidak tepat dan terkesan sangat arogan dan bodoh.


"Saya tidak setuju dengan aksi bom 41 kapal nelayan karena implikasi terhadap marine pollution sangat besar " tegas anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo melalui rilis tertulisnya, hari ini (Kamis, 21/5).

Bambang pun mengingatkan, peraturan International Marine Organization (IMO) melarang membuang sampah non organik ke laut.

"Seperti dengan membom kapal atau benda non organik terbuang ke laut sangat dilarang," jelasnya.

Puluhan kapal itu diketahui dibom tidak lebih dari 1 mil dari garis pantai. Padahal, jelas Bambang, berdasarkan peraturan IMO seharusnya dibuang minimal berjarak 36 mil dari pantai.

Mengatasi kapal-kapal ilegal menurut Bambang, dengan cara memanggil dubes asal negara bersangkutan untuk dimintai pertanggungjawabannya.

"Perlu diketahui bersama bahwa kapal-kapal yang dibom Menteri Susi bukan kapal-kapal yang ditangkap di masa Presiden Jokowi. Melainkan kabinet SBY, disini sudah sangat terlihat bahwa tindakan ini hanya pencitraan saja," tutupnya.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya