Pertamina Energy Trading Limited (Petral) akhirnya dibubarkan. Fungsi anak usaha PT Pertamina (Persero) ini mengimpor minyak, kini diambil alih Pertamina.
Rencana pembubaran Petral sudah digaungkan Menteri BUMN Rini Sumarno sejak bulan April. Kemarin, Direktur Utama Pertamina Dwi Soejipto mengumumkan pembubarannya secara resmi. "Mulai hari ini, Pertamina menghentikan kegiatan Petral, mengambil aset, dan kemudian melikuidasi perusahaan yang ada di dalam group," kata Dwi dalam jumpa pers di di Kantor Kementerian BUMN, kemarin.
Hadir dalam jumpa pers ini, Rini Sumarno, Menteri ESDM Sudirman Said, dan Komisaris Utama PT Pertamina Tanri Abeng.
Sekadar informasi, Petral memiliki dua anak usaha yakni, Pertamina Energy Services Pte Limited, yang sebelumnya Petra Oil Services Pte Ltd (PES), berdiri di Singapura 1992 dengan bisnis perdagangan minyak mentah. Kedua yakni, Zambesi Investments Limited (ZIL), yang didirikan di Hong Kong tahun 1979. ZIL mengurus bisnis investasi dan mengembangkan bisnis non minyak Petral.
Dwi menjelaskan, keputusan pembubaran Petral diambil sebab peran perusahaan ini dinilai sudah tidak signifikan lagi. Uji coba ambil alih kegiatan bisnis Petral selama tiga bulan oleh Pertamina berjalan baik. Menurutnya, kini kegiatan bisnis Petral Group terutama yang menyangkut ekspor dan impor minyak mentah dan produk lelang, kini sepenuhnya dijalankan Pertamina, melalui
Integrated Supply Chain (ISC).
Dia menuturkan, pihaknya akan segera menyelesaikan masalah utang dan kontrak kerja Petral dengan pihak ketiga.
Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng menyatakan mendukung langkah Direksi Pertamina membubarkan Petral. Dia menilai, pembubaran ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan efisiensi tata niaga minyak. Selain itu, juga sebagai jalan, untuk Pertamina agar lebih peran pada perdagangan internasional. Dia yakin, kebijakan ini akan mendorong peningkatan kemampuan pegawai Pertamina.
Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, pembubaran Petral akan memulihkan bisnis migas. Pasalnya, selama ini Petral selama ini lekat dengan citra negatif.
"Reputasi Petral lekat dengan persepsi negatif. Banyak kegiatan di Petral dicurigai tidak transparan. Pembubaran ini sesuai dengan rekomendasi dari Tim Mafia Migas (Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi)," ungkap Sudirman.
Dia mengakui, pemerintah sangat berkepentingan dengan pembenahan tata niaga migas. Sebab dengan membuat mata rantai suplai BBM lebih efisien, masyarakat bisa membeli bahan bakar dengan warga yang wajar.
Sudirman menyerukan, kepada para pelaku bisnis migas yang selama ini mendapat keuntungan lewat jual beli minyak impor, untuk tidak mengganggu Pertamina.
"Para saudagar tolong bermain dengan cara (aturan) baru. Jangan kembali cara lama. Kasian bangsa dan Pertamina," pinta Sudirman.
Selain itu, Sudirman juga meminta kepada Pertamina agar menjaga ISC dari praktik menyimpang.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengingatkan Pertamina bahwa pembubaran harus diikuti dengan audit investigasi terhadap Petral. "Penekanan dari Pak Presiden, yakni perlu dilakukan audit investigasi. Proses likuidasi dibuat yang diawali audit investigasi," kata Rini.
Dia mengatakan, proses audit dan likuidasi Petral harus dilakukan secara transparan. Pihak Pertamina juga diminta memberikan laporan berkala kepada pemerintah selaku pemegang saham.
Rini menegaskan, apabila ditemukan ada pelanggaran akan diproses secara hukum.
Tugas Tim Pemberantas Mafia Migas Berakhir Hal lain, masa tugas Tim Reformasi Tata Kelola Migas atau Tim Antimafia Migas berakhir kemarin. Menteri ESDM Sudirman Said tidak khawatir dengan hal ini.
"Yang paling penting di lembaga-lembaga atau institusi yang mengurus migas ini dihuni atau sudah dimasuki oleh orang-orang yang terlibat dalam tim reformasi. Jadi secara otomatis mereka akan bekerja juga menjalankan rekomendasinya," kata Sudirman.
Sudirman mencontohkan masuknya Daniel Purba, salah satu anggota tim reformasi sebagai Vice President
Integrated Supply Chain (ISC). Menurutnya, Pertamina kini kembali menjalankan fungsinya sebagai pengatur impor minyak perseroan menggantikan peranan Petral.
"Kinerja tim reformasi bagus. Kan ISC sudah balik seperti semula kemudian rekomendasi mengenai bahan bakar juga sedang kita jalankan," ujarnya.
Seperti diketahui, masa tugas Tim Reformasi Tata Kelola Migas berakhir, kemarin. Tim yang dipimpin Faisal Basri menolak tawaran perpanjangan masa tugas sampai 14 November 2015. ***