Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Jadi Importir Minyak, Pemerintah Nggak Perlu Ngotot Gabung OPEC

KAMIS, 14 MEI 2015 | 07:27 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pemerintah harus bercermin bila ingin kembali bergabung menjadi anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

"OPEC ini kan gabungan negara pengekspor minyak. Sedangkan Indonesia bukan eksportir atau nett importir," ujar Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Fahmi Radhi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia menuturkan, di dalam OPECitu ada kewajiban harus bisa memenuhi kuota produksi minyak. Apakah syarat itu bisa dipenuhi Indonesia, sementara lifting minyak cenderung turun.


Fahmi tidak sejalan dengan alasan pemerintah ingin masuk OPEC agar lebih dekat dengan pasar sehingga mudah mendapatkan informasi mengenai harga minyak. Menurutnya, OPEC memang dibentuk untuk menentukan harga minyak dunia. Namun faktanya, dalam 5 tahun terakhir harga minyak selalu ditentukan pasar atau Amerika. "Tujuan OPEC tidak pernah tercapai. Jadi apa keuntungan Indonesia jika masuk OPEC? Nanti malah pemborosan karena bergabung menjadi anggota tentu ada biaya yang harus dikeluarkan," kritiknya.

Fahmi menuturkan, jika tujuannya untuk mendapatkan harga impor murah, nggak perlu masuk OPEC segala. Akan lebih efektif, bila memperkuat hubungan bilateral dengan negara penghasil minyak, seperti Arab Saudi dan Iran.

Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto juga menilai rencana pemerintah tidak masuk akal. "OPEC itu perkumpulan negara penghasil minyak bukan negara yang ketergantungan minyak," sendirnya.

Dito mengatakan, kebutuhan minyak Indonesia sekitar 60 sampai 70 persennya dipenuhi dari impor. Indonesia akan dianggap tidak tahu diri bila mengajukan diri ingin menjadi anggota OPEC.

Ide untuk bergabung lagi dengan OPEC dilontarkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Ide ini kemudian disambut positif oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil.

Sofyan menyadari Indonesia bukan eksportir minyak berskala besar. Menurutnya, kapasitas Indonesia hanya sebagai pengamat sebelum bisa menjadi anggota penuh. Dengan aktif di OPEC, diharapkannya, bisa lebih cepat mengetahui perkembangan harga-harga minyak dunia. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya