Berita

ilustrasi/net

Ahok Tuding DPRD Terlibat Prostitusi Artis, Lulung Ngomong Begini

RABU, 13 MEI 2015 | 20:21 WIB | LAPORAN:

. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PPP, Abraham Lulung Lunggana mengimbau Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama untuk tidak sembarangan menuding anggota dewan sebagai pengguna jasa prostitusi artis.

"Es kenong pake roti, kalau ngomong hati-hati," imbaunya saat dikontak, Rabu (13/5).

Lulung enggan menanggapi pernyataan Ahok. Hanya saja, tuduhan tanpa bukti menurutnya tidak bisa disampaikan begitu saja ke publik. "Jangan menuduh orang sembarangan," katanya.


Menurut Lulung, tidak semua anggota dewan mampu menyewa jasa prostitusi artis yang harganya mencapai Rp200 juta. "Tapi untuk apa gitu pake uang besar kan? Untuk apa juga," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Puluhan nama-nama artis yang menjual jasa prostitusi akhir-akhir ini ramai diperbincangkan di media massa. Tarif para pesohor ibukota ini mulai dari puluhan juta hingga ada yang menembus angka Rp200 juta. Pejabat negara pun diduga sebagai orang yang menikmati jasa para artis penjual kenikmatan duniawi tersebut.

Namun, di mata Ahok gaji pejabat daerah atau pejabat negara seharusnya tidak cukup untuk menyewa jasa prostitusi artis semahal itu. Ia yakin bila pejabat yang kerap menggunakan jasa prostitusi artis adalah mereka-mereka yang sering memakan uang korupsi atau dalam bentuk gratifikasi dari pengusaha swasta.

Kata Ahok, Indonesia harus belajar ke Negara Swedia yang menghukum pengguna jasa prostitusi. Namun ia yakin hal semacam itu tentu sulit diterapkan di Indonesia.

"Sekarang kan masalahnya kalau yang membuat (ketentuan) itu oknum anggota DPR tapi dia terlibat, enggak mungkin kan," kata Ahok.

Ahok yakin pejabat Indonesia akan menolak aturan yang menghukum pengguna jasa prostitusi. Karena menurutnya sebagian besar pejabat di republik ini adalah pengguna aktif.

"Karena di negara kita ini banyak pejabatnya yg munafik. Jadi kalau diungkap kan kelihatan kan. Oh ternyata katanya dia anti prostitusi tapi sering langganan," katanya. [sam]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya