Berita

ilustrasi/net

3 Keranda Digotong ke Istana Negara

Ribuan Mahasiswa Demo Tragedi Trisakti 1998
RABU, 13 MEI 2015 | 09:14 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Ribuan mahasiswa Universitas Trisakti menggelar aksi peringatan Tragedi Trisakti 1998 di depan Istana Negara, Jakarta, kemarin. Mereka menun­tut pemerintah serius menuntaskan kasus yang menewaskan empat seniornya.
 
Tragedi yang terjadi pada 12 Mei 1998 ini menewaskan empat mahasiswa Trisakti yakni Hafidhin Royan, Elang Mulya Lesmana, Hery Hertanto, dan Hendrawan Sie. Mereka tertem­bak peluru tajam saat demonstra­si menentang rezim Orde Baru di lingkungan kampusnya.

Namun, setelah 17 tahun berlalu, pemerintah tidak kun­jung menyelesaikan penegakan hukum kasus Tragedi Trisakti. Langkah Presiden SBY mem­berikan Tanda Kehormatan Bintang Jasa Pratama kepada empat mahasiswa Trisakti yang tewas dalam Tragedi Trisakti dinilai tidak dapat menghilan­gkan tanggung pemerintah atas penuntasan kasus pelanggaran HAM tersebut.


Dalam aksinya kemarin, ribuan mahasiswa Universitas Trisakti mulai memenuhi Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, sekitar pukul 14.00 WIB. Mereka me­namakan aksinya sebagai Aksi Peduli 12 Mei. Di depan barisan massa yang mengenakan jaket almamater berwarna biru tua, tiga keranda diusung. Ketiganya bertuliskan "Matinya Hak Asasi Manusia", 'Matinya Keadilan dan Supremasi Hukum', dan 'Korupsi-Kolusi'. Dengan ber­gandengan tangan, massa aksi menutup total Jalan Medan Merdeka Barat lalu bergerak menuju Istana Negara.

Di barisan depan, para maha­siswa membawa spanduk yang bertuliskan 'Jangan Hanya Janji-Janji Politik', 'Tuntaskan Kasus-Kasus Pelanggaran HAM', dan 'Reformasi Sampai Mati'. Mereka juga membawa spanduk yang berisikan tandatangan ma­hasiswa yang menuntut Presiden Jokowi segera menuntaskan kasus Tragedi Trisakti.

"Reformasi adalah buah perjuangan abang-abang kita yang tewas ditembus peluru, kita menuntut Jokowi segera keluarkan Keppres Pengadilan HAM ad hoc untuk kasus Trisakti," ujarnya seorang orator melalui pengeras suara.

Cuaca panas tidak menyurutkan semangat massa aksi, sejumlah orator silihberganti menyampaikan tuntutan dan menyanyikan lagu-lagu per­juangan. Tampak sejumlah mahasiswa tidak kuat mengi­kuti aksi. Namun, tim medis Universitas Trisakti terlihat sigap memberikan pertolongan.

Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Muhammad Puri Handamas, optimis Presiden Jokowi mampu menuntaskan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia, khususnya kasus penembakan empat mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998. "Jokowi merupakan presiden produk reformasi," sebutnya di sela-sela aksi.

Menurutnya, peringatan 17 ta­hun Tragedi Trisakti merupakan saat yang tepat bagi Jokowi un­tuk membuktikan janji kampa­nyenya, yaitu mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM.

Dia mengungkapkan, Komnas HAM juga sudah siap membantu penuntasan kasus tersebut. "Komnas HAM san­gat mendorong sekali kegiatan tahunan kami ini," katanya.

Handamas menambahkan, pihaknya mendukung lang­kah Presiden Jokowi yang kabarnya akan membentuk tim untuk mengusut kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Trisakti siap dilibatkan pemerintah untuk mengungkap misteri penembakan 12 Mei 1998 tersebut,” tandasnya.

Sementara itu, dalam perin­gatan 17 tahun Tragedi Trisaksti dan Tragedi Mei 1998, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menyatakan, pemerintah telah berusaha dengan baik menguak fakta. Mulai dari tra­gedi penembakan sejumlah ma­hasiswa di Jembatan Semanggi sampai turunnya Soeharto dari kursi Presiden RI.

"Pemerintah dari pemerintah satu ke pemerintah berikutnya te­lah berusaha dengan baik. Telah diusut, malah diperiksa sampai luar negeri. Jangan lupa, dulu ujibalistiknya sampai diperiksa ke Belanda," kata JK di Istana Wapres, Jakarta, kemarin.

JK menegaskan, semua pros­es hukum yang sudah dilalui tentu tidak bisa memuaskan semua pihak. "Jangan lupa, ka­sus seperti ini bukan hanya di Indonesia, apa kurang hebatnya Amerika Serikat? Presidennya terbunuh sampai sekarang tidak tahu siapa yang bunuh. Padahal, jelas ada yang tertem­bak," sebutnya.

Untuk diketahui, berkas ka­sus Tragedi Trisakti merupakan salah satu dari tujuh berkas penyelidikan yang telah dis­elesaikan Komnas HAM na­mun masih bolak-balik antara Komnas HAM dan Kejaksaan Agung.

Padahal pemerintah telah mengakui terjadinya kasus pen­embakan terhadap mahasiswa Trisakti pada 12 Mei 1998. Melalui SK Presiden Nomor 057/TK/tahun 2005 tertanggal 9 Agustus 2005, keempat maha­siswa Trisakti yang tewas terse­but diberi Tanda Kehormatan Bintang Jasa Pratama oleh Presiden SBY. ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya