Berita

Bisnis

Beban Ekonomi Warisan Orba dan SBY Terlampau Berat untuk Jokowi

SABTU, 09 MEI 2015 | 15:45 WIB | LAPORAN:

PDI Perjuangan sangat berhati-hati dalam mencermati wacana reshuffle menteri-menteri di pemerintahan Jokowi-JK.

Ketua DPP PDIP, Rokhmin Dahuri menjelaskan, belajar dari sejarah, reshuffle ternyata didorong oleh dua faktor. Pertama, aspirasi publik karena melihat kinerja kabinet sempoyongan. Atau, bisa saja ditunggangi kepentingan orang yang ingin menjadi menteri maupun partai yang ingin menambah jumlah kursi di kabinet.  

"Kami ingin rakyat dan kita semua bersikap fair dalam mencermati performance indikator kinerja suatu pemerintah," ujarnya dalam talkshow akhir pekan di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/5).


Tak dipungkirinya memang kinerja ekonomi yang paling dikhawatirkan masyarakat. Malahan menurut hasil survei di sebuah media nasional, 70 persen masyarakat tidak puas dengan kinerja ekonomi pemerintahan Jokowi-JK.

"Tapi kalau kita lihat variabelnya banyak sekali, bukan hanya kondisi domestik, kondisi global juga sangat tidak menguntungkan pemerintahan Jokowi-JK," paparnya.

Ekonomi global saat ini sedang slowing down alias menurun, begitu juga impor bahan mentah.

"Fakta 10 tahun pemerintahan SBY, boleh jadi ketika Orde Baru, PR utama bangsa tidak dikerjakan, bahwa sebagian besar ekspor kita berupa komoditas mentah," tegasnya.

Catatan yang ada, selama Orba hingga sekarang, 70 persen  pertumbuhan ekonomi berupa komponen konsumsi dan impor. Sisanya baru investasi dan ekspor yang terbilang rendah. Dengan kata lain, proses hilirasasi selama 10 tahun pemerintahan SBY sangat sedikit dijalankan. Padahal dengan kemampuan intelektual dan komunikasi SBY yang luar biasa, kata Rokhmin, persoalan itu sebetulnya bisa dibenahi.

"Golden age of Indonesia itu harusnya di masa pak SBY yang membenahi masa Orde Baru," jelasnya.  

"Jadi saya minta rakyat adil melihat kabinet ini, itu ada PR yang amat berat dan perlu waktu untuk memperbaiki, bagaimana kita melakukan transformasi struktur ekonomi yang benar," pungkasnya.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya