Berita

Bisnis

Kebijakan Kementerian Jangan Menambah Pengangguran

KAMIS, 07 MEI 2015 | 15:44 WIB | LAPORAN:

Pertumbuhan ekonomi yang mengenaskan pada angka 4,71 persen membuat pesimis akan tercapainya target pertumbuhan 5,7 persen hingga akhir tahun ini. Oleh sebab itu, pemerintah di semua level kementerian jangan sampai menambah buruk kondisi ekonomi dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada mayoritas masyarakat.

Anggota Badan Anggaran dan Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin mengingatkan, pengangguran telah merata di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sumatera, Jawa, Kalimanatan, Sulawesi, hingga Papua, terutama di sektor pertanian, perikanan kelautan dan transportasi. Data BPS menunjukkan hingga Februari 2015, pengangguran meningkat 2 juta orang sehingga total angka pengangguran mencapai 7,45 juta orang.

"Pengangguran di satu kota saja Pekanbaru mencapai hampir 200 ribu orang. Sedangkan propinsi Kalbar pengangguran naik hampir 53 ribu orang, hingga kalau di total kenaikan seluruh Indonesia di bulan Feruari saja sudah mencapai 300 ribu orang," papar Andi Akmal dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/5).


Ketua DPW PKS Sulawesi Selatan ini menjabarkan, kebijakan-kebijakan seperti harga BBM yang tidak teratur, tarif dasar listrik pada industri naik mulai bulan mei 2015 ini, kenaikan harga LPG, pelarangan nelayan kecil dalam menangkap ikan dengan alat tertentu tanpa ada solusi, tata niaga pangan pokok yang amburadul, dan banyak lagi di tim ekonomi pemerintahan sekarang yang membuat inflasi makin meninggi.

Apalagi sekarang telah nampak fenomena menurunnya kinerja perbankan akibat kredit macet, dan yang paling parah menambah angka pengangguran yang sekaligus meningkatkan angka kemiskinan.

"Nilai tukar petani di hampir seluruh wilayah Indonesia menurun satu hingga dua persen, kecuali Bangka Belitung naik, 0,41 persen. Ini menunjukkan betapa daya beli masyarakat kecil telah sangat terganggu sehingga mengganggu tingkat kesejahteraan mereka," tegasnya.

Bahkan, lanjut dia, pemerintah saat ini berancang-ancang akan melakukan impor beras, dengan alasan, Bulog tidak sanggup menyerap beras petani sesuai kebutuhan nasional. Target Bulog yang seharusnya menyerap 2,7 juta ton beras petani, hanya mampu 20 persen saja sekitar 470 ribu ton.

Menurut dia, kerja dan kebijakan pemerintah hingga saat ini perlu di-review kembali untuk dilakukan perbaikan, sehingga tidak malah meningkatkan pengangguran yang menyebabkan angka kemiskinan bertambah.

"Pendekatan pemerintah harus pada kesejahteraan rakyat. Jangan sampai ada pikiran untuk menumpuk anggaran agar kekayaan para pejabat eksekutif melonjak," pungkasnya.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya