PT Pertamina (Persero) melaÂlui anak usahanya, PT PerÂtamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berhasil mempertahankan produksi migas di tengah harga minyak dunia mengaÂlami penurunan.
General Manager Pertamina Hulu Energi Jonly Sinulingga mengungkapkan, pihaknya berhasil merealisasikan produksi minyak di kisaran 40.200 barel minyak per hari (BOPD) dan gas sebesar 173 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).
"Kami berhasil mempertahankan tingkat produksi minÂyak di kisaran 40.200 BOPD dan gas sebesar 173 MMSCFD hingga April 2015," kata JonÂly, kemarin.
Ia menilai, dengan melakuÂkan penyesuaian aktivitas produksi tersebut, pihaknya mampu menghadapi situasi sulit yang dihadapi industri migas saat ini. Namun, perusaÂhaan tetap berkomitmen pada keamanan dan integritas fasiliÂtas, sehingga operasi produksi migas bisa terus berlangsung.
Ia mencatat, selama ini produksi minyak di PerÂtamina Hulu Energi menÂgalami peningkatan sebesar 40.509 BOPD pada 2014, naik dibanding pencapaian 2013 sebesar 38.300 BOPD. SedanÂgkan produksi gas mencapai 186 MMSCFD yang juga melampaui Work Program & Budget (WP&B) 2014 yaitu 180 MMSCFD.
Menurutnya, capaian produksi migas dalam beberaÂpa tahun belakangan justru berhasil melampaui target yang ditetapkan Satuan Kerja Khusus minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada WP&B 2014 sebesar 39.400 BOPD.
"Peningkatan produksi terseÂbut, didapat melalui berbagai berbagai aktivitas eksplorasi dan pengembangan yang diÂlakukan perusahaan," katanya.
Selain itu, pengembangan lapangan Uniform Lima (UL) telah menyumbangkan tamÂbahan produksi migas sebesar 2.200 BOPD dan 10 MMSCFD. Sedangkan lapangan GG dapat meningkatkan produksi gas bumi sebesar 31 MMSCFD dan 150 Barel kondensat per hari (BCPD).
Ia berharap, dalam kondisi laju penurunan minyak tahunan sebesar 17 persen, pihaknya tetap dapat memenuhi target yang ditetapkan SKK Migas taÂhun ini untuk produksi minyak Pertamina Hulu Energi sebesar 40.000 BOPD dan produksi gas bumi 175 MMSCFD.
"Semoga operasi produksi migas bisa terus berlangsung tanpa ada risiko terhadap keamanan dan keselamatan pekerja dan lingkungan," tambahnya. ***